Recent Posts

Kamis, 30 April 2020

Cerita Dewasa Pembalasan Dendam Kepada Suamiku


Kartika perempuan berumur 32 tahun mempunyai pekerjaan sebagai seorang guru di sekolah swasta ternama di Surabaya. Kartika telah menikah dengan pria bernama Herry yang pekerjaannya adalah teknisi di pengeboran minyak lepas pantai milik perusahaan asing yang hanya bisa pulang 5-6 bulan sekali, Agen Bola Terpercaya

Kartika bertekad memulai profesinya sebagai High Class Call Girl saat ia tahu melihat bukti bahwa suaminya main belakang, selama bekerja di lepas pantai Herry suka membawa gadis-gadis nakal. Hal ini ia ketahui dari teman suaminya yang mempunyai dendam terhadap suaminya, teman suaminya itu menunjukan beberapa foto hasil jepretannya sendiri yang berisikan foto suaminya sedang memluk dan mencium mesra gadis-gadis nakal. Kartika memulai kariernya di bidang pelacuran kelas tinggi dengan memasang sebuah iklan di koran, begini bunyi iklannya “Massage Intan, cantik dan berpengalaman menerima panggilan hub. 0821 4951 xxxx “, dengan nama samaran Intan maka dimulailah petualangan terlarang Bu guru kita ini.

SMS mulai mengalir ke handphone Kartika yang berisikan panggilan panggilan tapi ada juga SMS yang berisikan kalimat-kalimat porno, Kartika tidak menanggapi semua SMS itu karena hal itu akan membuang waktu saja begitu juga dengan percakapan dengan calon-calon kliennya semua gagal mencapai kata sepakat. Karena harga yang ditetapkan oleh Kartika sangat tinggi yaitu 1,5 juta sekali datang, tentu saja jarang yang berani memboking Kartika.

Sampai suatu saat ada panggilan HP yang masuk saat ia mengajar di kelasnya
“Permisi anak-anak ibu mau terima telpon dulu jangan ramai ya!”kemudian Kartika berjalan keluar kelas dan menerima panggilan itu.
“Hallo Intan? ” terdengar suara berat seorang lelaki
“Ya dengan siapa Pak? ”
“Berapa tarif kamu semalam? ”
“1,5 juta bayar di muka, tidak kurang dari itu ”
“Ok done deal, kita ketemu di Kafe Bistro, Darmo Selatan jam 19.00 nanti malam sampai disana langsung miss call aku ya bye ..tut tut tut”

Dalam hati Kartika merasa berdebar dan aneh karena ini adalah pertama kalinya ia akan mendapatkan panggilan serius dan anehnya orang tersebut tidak menawar harga yang ia ajukan, Kartika termenung memikirkan telepon yang baru saja ia terima sampai seorang muridnya menegur
“Bu, Ibu sakit ya? ” tanya seorang muridnya
“Oh nggak apa-apa kok, ayo masuk lagi” sambil memegang pundak muridnyaSetelah selesai mengajar Kartika segera pulang dan mempersiapkan diri, ia mandi dan berdandan secantik mungkin tapi tidak menor, dengan mengenakan gaun malam warna hitam yang anggun, Kartika berangkat ke Bistro menggunakan taksi.
Rasa berdebar semakin menjadi saat ia memasuki kafe dan dengan tangan sedikit gemetar ia memanggil no. HP lelaki yang tadi siang menelponnya segera saja terdengar bunyi handphone di pojok ruangan yang rupanya sengaja di taruh di atas meja oleh pemiliknya.

Mata Kartika memandang ke arah sumber bunyi tersebut dan melihat lelaki berumur 45 tahun keturunan cina dengan pakaian necis dan berkacamata minus yang melambaikan tangan seolah olah sudah mengenal dirinya
“Hi Intan, silahkan duduk disini ”
Ujar lelaki itu sambil berdiri menjabat tangan Intan yang tak lain adalah nama samaran Kartika.

“Ok kita makan dulu atau langsung pergi nih? ” tanya lelaki itu.
“Kita bisa langsung pergi setelah pembayaran di lakukan ” ujar Kartika ketus
“Wow santai saja non jangan takut ini aku bayar sekarang ”
Sebuah amplop coklat disodorkan dan langsung di buka dan dihitung oleh Kartika
“Ok 1,5 juta kita berangkat, omong omong nama bapak siapa ” tanya Kartika
“Teman-teman memanggil aku Apin, yuk berangkat ”
Apin menggandeng tangan Kartika dengan mesra seperti istrinya sendiri.

Dengan menggunakan Pajero Sport, Apin membawa Kartika meninggalkan kafe dengan santai tapi pasti mobil dibawa menuju ke arah daerah perumahan elit di daerah Cendana. Ketika sampai di depan sebuah rumah mewah dengan pagar tinggi Apin membunyikan klaksonnya, pagar besi itu terbuka secara otomatis meskipun tidak tampak orang di halaman rumah mewah itu, setelah mobil masuk sampai di teras rumah seseorang dengan seragam batik berlari kecil menghampiri mobil.
“Selamat datang Ko Apin  “sambil membukakan pintu mobil.
“Yang lainnya sudah pada kumpul toh, Yok? ” tanya Koh Apin pada lelaki berseragam itu
“Sudah Pak, silahkan Pak ” kata petugas yang bernama Yoyok ini .

Mobil Apin segera dibawa untuk di parkir oleh yoyok yang rupanya bertugas sebagai valet service. Apin dan Kartika langsung masuk ke dalam rumah mewah itu
“Ini rumah Koh Apin ” tanya Kartika kagum melihat ruang tamu yang besar dan dipenuhi barang mewah
“Oh bukan, ini rumah perkumpulan semacam klub bagi kami untuk melepas kepenatan” ucap Ko Apin seraya membuka pintu ruang tengah yang di dalamnya berisi 3 orang lelaki dan 3 perempuan.

Di ruangan itu tersedia 5 kasur king size, 2 meja biliard, 3 set sofa mewah dan sebuah mini bar yang tertata apik serasi dengan ruang yang relatif besar itu, dari suasana ruangan sudah dapat diperkirakan bahwa ruangan ini sering di pakai sebagai ajang maksiat .
“Hoi Pin, lama sekali kamu, dapet barang baru ya?” tanya seorang lelaki cina berumur 53 tahun yang di panggil Ko A Liong.
“Ah nggak enak ah ngomong gitu di depan orang ” elak Apin
“Ko Apin, mending kamu kasih Mbak ini buat aku saja, kamu pake saja salah satu SPG yang aku bawa” ucap lelaki berbadan gemuk besar dan berkulit sawo matang yang dipanggil dengan panggilan Pak Angkoro.

Apin mengamati SPG yang ditawarkan padanya, diantara tiga SPG itu ada satu yang paling menarik hatinya yaitu Lyvia Goh. SPG berumur 22 tahun berdarah cina dengan tinggi 167 cm dan berat 47 kg berwajah mirip Ineke, dengan penampilannya yang mengenakan rok super mini dengan atasan kemeja ketat nan tipis membuat Apin tak mampu menolak tawaran Pak Angkoro
“Ok deh, Pak Angkoro boleh ambil Kartika, saya pinjam Lyvia ” sahut Apin sambil langsung menarik pinggang Lyvia dan mereka berdua melakukan deep kissing yang sangat panas sampai terdengar lenguhan lenguhan nafas mereka.
“Ok deh, Pak Angkoro boleh ambil Kartika, saya pinjam Lyvia ” sahut Apin sambil langsung menarik pinggang Lyvia dan mereka berdua melakukan deep kissing yang sangat panas sampai terdengar lenguhan lenguhan nafas mereka.

Agen BandarQ, Lyvia yang diciumi dengan ganas segera membalas ciuman itu sambil membuka kancing kemejanya yang seakan tak muat menampung payudaranya yang montok. Dengan rakus Ko Apin memelorotkan BH Lyvia dan menghisap puting berwarna coklat muda itu, sambil bercumbu tangan Ko Apin bergerak melingkar pinggang Lyvia dan melepas kait rok mini dan meloloskan rok itu turun sehingga kini Lyvia Go hanya mengenakan BH yang sudah tidak menutupi payudaranya dan sebuah celana dalam berwana putih berenda tipis yang sangat seksi sekali melekat di tubuhnya yang putih bak mutiara.

Dengan sekali angkat tubuh Lyvia Go dibawa Ko apin menuju ranjang terdekat, lalu menelentangkannya sambil meloloskan celana dalam seksi itu dari tempatnya sehingga tampaklah kemaluan Lyvia yang sudah dicukur bersih, tanpa membuang waktu Apin segera menjilat dan menusuk nusukkan lidahnya ke dalam vagina Lyvia yang diikuti dengan erangan nikmat dari Lyvia.

“Ahh, aduh enak Koh, dasyat aargh ”
“Enak ya Go? Kamu sudah berapa kali ngeseks selama jadi SPG ” tanya Apin sambil mengocok vagina Lyvia dengan dua jari sambil terkadang menggosok kelentit mungil itu dengan jempolnya.
“Ini yang ke tu..juh aah hi hi hi aduh geli Koh ”
“Yang pertama ama siapa ” selidik Apin mencari cari daerah g-spot dengan ujung jarinya
“Yang pertamaa, aduh yah yah aauh disitu Koh enak, yang pertama sama Pak Angkoro di WC showroom aah”

Untuk mengakhiri pemanasan ini maka Apin menempelkan lidahnya di kelentit Lyvia, kemudian menggeleng-gelengkan dan memutar-mutar kepalanya dengan lidah tetap menempel di kelentit. Menerima rangsangan dasyat itu tubuh Lyvia melengkung bagai busur panah yang siap melesatkan anak panahnya.
“Aduh Ko Apin, aargh masukin sekarang Ko jangan siksa aku lebih lama lagi hm? “.

Melihat Lyvia sudah terangsang berat maka Ko Apin segera menghentikan permainan oralnya dan melepas bajunya sendiri dengan cepat, Lyvia yang melihat Ko Apin melepas bajunya kagum melihat badan Ko Apin yang berotot, dadanya yang bidang dan perutnya yang terbagi 8 kotak sangat seksi di mata Lyvia yang biasanya melayani Pak Angkoro yang gendut. Semakin bernafsu untuk segera bersetubuh maka Lyvia Go membantu melepas celana Ko Apin dan betapa kagetnya Lyvia Go ketika celana itu merosot langsung nongol benda sepanjang 16.5 cm (wah ternyata Ko Apin tidak pakai celana dalam loh, tapi dengan tidak memakai celana dalam juga sangat baik bagi kesuburan pria kata Pak dokter).

Dengan posisi kaki yang di buka lebar lebar, Lyvia menanti Ko Apin sambil tangan kanannya menggosok gosok klitorisnya sendiri, Ko Apin mengambil posisi di tengah tengah kaki Lyvia yang terbuka lebar dan mengarahkan penisnya di muka pintu gerbang kewanitaan Lyvia
“Aku masukin ya Lyv?”
“Sini kubantu Koh ” Lyvia memegang penis Apin dan mengarahkannya ke liang senggamanya
“Seret banget ya Lyv, jadi susah masuk nih”
“Koh jangan bercanda melulu ah, kapan masuknya?”
“Ya udah nih rasain Lyv”
“Aauh aah aah pelan dikit Koh ”
Akhirnya pelan tapi selamat, penis Ko Apin amblas ke dalam vagina Lyvia dan permainan kuda kudaan khusus dewasapun dimulai, Ko Apin memaju mundurkan pantatnya dengan tempo sedang sambil memegang kedua betis Lyvia sebagai tumpuan tangannya .

Beralih ke ibu guru kita yaitu Kartika yang cuma bengong melihat permainan permainan liar di sekelilingnya.
“Wah suasananya panas ya? ” Pak Angkoro menegur Kartika yang bengong
“Ah nggak juga Pak, kan ada AC” balas Kartika risih
“Nggak panas gimana, coba kamu lihat orang orang itu pada telanjang ngapain coba?”
“Eeng eeng gimana ya Pak ”
“Eng eng eng apa, ayo lepas bajumu, kamukan sudah di bayar toh? ”
Kartika merasa harga dirinya diinjak-injak, di dalam hati Kartika berkata “Aku adalah seorang guru yang dihormati dan disegani oleh anak didik dan rekan sekerjaku kenapa demi dendam pada suami aku harus menjerumuskan diriku ke dalam lembah nista tapi sudah terlambat”, air mata mulai menetes di pipi Kartika.

“Wah, kok malah nangis iki piye? Waduh!!” Pak Angkoro mengelus-elus perutnya yang besar karena bingung.
“Nggak Pak, ayo kita mulai aja permainan ini ” Kartika mengusap air matanya.
“Ya gitu dong, itu baru semangat profesional jangan nangis lagi ya ”
Kartika membuka gaun malamnya dengan pedih dan rasa hampa, demikian juga Pak Angkoro beliau membuka seluruh pakaiannya memperlihatkan tubuhnya yang gemuk dan hitam.

“Sini Intan, bapak akan membuat kamu melayang layang ” pangil Pak Angkoro
Kartika yang masih malu dan canggung menutup tubuhnya yang bugil dengan tangannya sedapat mungkin sambil melangkah ke arah Pak Angkoro
“Wah kok malu malu gitu, jangan kuatir Ros bapak nggak akan kasar kasar sama kamu “, Pak Angkoro memandang tubuh Kartika dari atas ke bawah. Jakunnya naik turun memandang tubuh Kartika yang menggiurkan, kulitnya yang kuning langsat bagai kulit putri kraton meskipun tidak seputih Lyvia tapi pancaran erotik dari mata Kartika bagai sinar pancasona pusaka tanah jawa. Dan cara gerak Kartika sungguh membangkitkan gairah, keayuan khas gadis jawa terpancar dari setiap lekuk tubuhnya dan terutama payudaranya yang berwarna kuning gading sungguh mengundang birahi lelaki manapun yang melihatnya.

Agen Poker Online, Dengan lembut Pak Angkoro meletakan kedua telapak tangannya di atas payudara Kartika dan mulai memijat lembut sambil perlahan ia melekatkan bibirnya ke bibir Kartika yang sensual di lumatnya bibir Kartika, semakin lama semakin panas sampai kedua tubuh itu seolah menjadi satu, Pak Angkoro melingkarkan tangannya ke pinggang Kartika dan menariknya sampai lekat pada tubuhnya dan mencumbu Kartika dengan penuh nafsu. Dihisap dan dimasukannya lidahnya kedalam relung relung mulut Kartika sehingga mau tak mauKartikamembalas pagutan-pagutan liar itu.

Hasrat kewanitan Kartikabenar-benar dibangkitkan oleh Pak Angkoro yang berlaku seperti kuda jantan dan mendominasi seriap permainan ini. Kartika mulai merasakan hawa panas naik dari dadanya ke ubun-ubun yang membuat Kartika semakin tak berdaya melawan hawa maksiat yang begitu kental dalam ruangan ini sehingga akhirnya Kartikapun terlarut dalam hawa maksiat itu.

“Kartika aku minta dioral dong ” sambil menyodorkan penis hitamnya yang berdiameter 5 cm dengan panjang 14 cm.
“Nggak ah Pak, jijik saya! ih! ”
“Wah kamu kudu profesional Kartika, kalau kerja jangan setengah-setengah gitu dong, gini aja kamu tak oral kalau sampai kamu orgasme berarti kamu kudu ngoral aku yah? ”
Belum sempat Kartika menjawab Pak Angkoro telah menyelusupkan kepala diselangkangan Kartika dan mulai melancarkan segala jurus simpanannya mulai dari jilat, tusuk sampai jurus blender yang memnyapu rata seluruh dinding permukaan vagina Kartika sehingga dalam waktu 7 menit Kartika sudah di buat kejang-kejang.
“Oooh Pak oouh oh pa..ak” Kartika meregangkan ototnya sampai batas maksimal.
“Tuh kamu udah orgasme, nggak bisa bohong sekarang giliranmu” ucap Pak Angkoro senang

Pak Angkoro menarik kepala Kartika dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya memegang penisnya sendiri sambil mengocok ringan, setelah mulut Kartika dalam jangkauan tembak Pak Angkoro segera menjejalkan penisnya ke dalam mulut Kartika
“Ayo dong Kartika” Pak Angkoro menyuapkan penisnya seperti menyuapkan makanan pada anak kecil, setelah penisnya berada dalam mulut Kartika maka dengan menjambak rambut Kartika Pak Angkoro memaju mundurkan kepala Kartika
“Ehm ehm Pak Angko.. ehm ehm” Kartika berusaha berbicara tapi malah tersenggal senggal
“Udah diam aja deh Kartika jangan banyak bicara emut!”

Setelah lima menit berjalan Kartika akhirnya secara mandiri mengulum ujung penis Pak Angkoro, sementara tangannya mengocok dengan kasar pangkal penis Pak Angkoro.
“Yes gitu Kartika, wah kamu lebih hebat dari istriku loh, mau gak kamu jadi gundikku?” Pak Angkoro berbicara ngawur karena keenakan dioral Kartika. Merasa jenuh dengan permainan oral akhirnya Kartika meminta untuk bercinta.
“Udahan dong Pak, kita ngeseks yang bener aja ya?” tanya Kartika dengan halus
“Ok, kamu yang minta loh”

Pak Angkoro menarik Kartika yang tadinya mengoral dia dalam posisi jongkok menuju meja biliard dan menyuruh Kartika menumpukan kedua tangannya menghadap meja bilirad sementara Pak Angkoro yang berada di belakang Kartika mengatur posisi sodokan perdananya.
“Kartika nungging dikit dong, ya gitu sip!” Pak Angkoro mengelus pantat Kartika yang bahenol kemudian mengarahkan senjatanya ke vagina Kartika.
“Aaouh Pak Angkoro, pelan Pak sakit penisnya bapak sih kegedean ” ucap Kartika setengah meledek.
“Wah kamu itu muji apa menghina Kartika? mungkin vaginamu yang kekecilan Ros” Pak Angkoro membalas ejekan Kartika dengan menarik pinggul Kartika ke belakang secara cepat maka amblaslah seluruh penis Pak Angkoro.
“Auuw gede banget, aauw aah ” Kartika mulai menggoyang pinggulnya berusaha menyeimbangi goyangan Pak Angkoro

Pak Angkoro membenamkan penisnya dalam-dalam dengan menarik pinggul Kartika kebelakang, dengan penis masih tertancap di vagina Kartika kemudian Pak Angkoro memutar pinggulnya membentuk lingkaran sehingga penis yang didalam vagina Kartika menggencet dan menggesek setiap syaraf syaraf nikmat di dinding vagina .
“Aauh, Kartika keluar ahh” Kartika mengalami orgasme yang menyebabkan setiap otot di tubuh Kartika mengencang sehingga tubuhnya kelojotan tidak terkendali.
“Loh Kartika, kok sudah KO, belum 10 menit kok udah orgasme wah ini kalau cowok namanya edi, ejakulasi dini kalau kamu berarti menderita odi orgasme dini, ayo terusin sampai aku keluar juga ”
Pak Angkoro mengganti posisi bersenggama dengan mengangkat tubuh Kartika dan menidurkannya di meja biliard. Kemudian kaki Kartika dibentangkan oleh Pak angkoro lebar-lebar dan dengan kekuatan penuh penis besar itu menerjang mendobrak pintu kewanitaan Kartika, sampai-sampai klitorisnya ikut tertarik masuk, Kartika yang masih dalam keadaan orgasme makin menggila menerima sodokan itu sehingga secara refleks Kartika mencakar bahu Pak angkoro.

“Oouchh Kartika kamu ini apa-apaan sih, kok main cakar-cakaran segala?”
“Oouh aash sorry, abis Kartika nggak tahan sih ama sodokannya Mas yang begitu perkasa” bujuk Kartika agar Pak angkoro tidak marah.
“Jangan cakar lagi ya, kalo tidak rasain ini” Pak Angkoro menggigit puting Kartika dengan lembut tapi sedikit menyakitkan.
“Aauw nakal deh” ucap Kartika sambil menggoyangkan pinggulnya sendiri agar penis Pak Angkoro tetap menggesek dinding vaginanya.
Dalam waktu singkat Kartika yang mula-mula seorang guru telah berevolusi menjadi pelacur kelas tinggi yang benar benar profesional baik dari kebinalan maupun ucapannya, semua sudah berubah Kartika kini benar benar seorang pelacur sejati.

Partai99bola.net Agen Bola, Taruhan Bola, Poker Domino, Togel, Casino Terpercaya
  • Minimal Pasang Taruhan Rp.10.000,-
  • Minimal Deposit Rp.50.000,-
  • Minimal Withdraw Rp.50.000,-
  • Proses Deposit dan Withdraw Cukup 3 Menit
1 USER ID UNTUK SEMUA GAMES DALAM 1 WEBSITE
  • Bonus Cashback Sportbook Up To 15%
  • Bonus Rollingan Casino 0.8%
  • Promo Bonus Referal 3%
  • Promo Bonus Rollingan Poker 0.3%
SILAHKAN HUBUNGI KAMI MELALUI KONTAK DI BAWAH INI
  • WA : +85587419560
  • LINE : Partai99

Rabu, 29 April 2020

Cerita Dewasa Di Tubruk Berujung Nikmat


Karena aku di hinggap kepenatan siang itu aku pergi untuk jalan jalan ke pusat perbelanjaan untuk sekedar refreshing dan lihat cewek cewek amoy, kurang lebih setengah jam aku berputar putar sendiri melihat kanan kiri dan kagetnya aku ditubruk seseorang dengan membawa bawaan belanja yang banyak tergesa gesa tak taunya aku melihat kebelakang wanita yang menubrukku, Agen Bola Terpercaya

Awalnya dengan rasa kesal setelah melihat ternyata wanita kemudian aku bantu dia untuk membersei barang belanjaannya tak lupa aku yang meminta maaf padanya walaupun yang salah sebenarnya adalah dia.

“Maaf ..mbak…nggak sengaja nih…”kataku padanya.


“ya…nggak apa-apa lagi….oya..kamu Herman kan….”katanya padaku.

“iya..saya Herman….dan mbak siapa ya…kok tahu nama saya”

“kamu nggak ingat sama aku ya…teman SMA kamu…yang suka jahilin kamu….”katanya padaku.

“siapa ya….eeeee….maaf …Linda ya….Si Bunga SMA “

“Tepat sekali ….tapi tadi kok kamu manggilin aku mbak seh…”

“Maaf deh….abis aku nggak tau siapa kamu..”

“kenapa..lupa ya sama aku….atau emang udah dilupain ya…”

“ya..gimana ya..kamu cantik banget ..beda dengan yang dulu..”kataku sedikit memujinya.

“ak kamu ….biasa aja kok…”katanya sambil tersipu malu.

“oh ya….kita ke kafe yuk..buat ngerayain pertemuan kita ini…”

“ok deh…tapi kamu yang traktir aku ya…abis aku lagi bokek nih”kataku padanya

“ya..nggak masalah lagi….”

Aku dan Linda pergi ke kafe langgananya Linda.Sampai disana ..kami memilih meja yang paling pojok. Suasana didalam kafe ini sangat sejuk dan nyaman…membuat orang yang berada didalamnya betah untuk duduk berlama-lama.

“Gimana kabar kamu sekarang Herman…..udah berkeluarga ya…” tanya Linda padaku.

“aku seh baik-baik aja….masih sendiri lagi….masih kepengen bebas”

“kalau kamu gimana….udah bekeluarga ya….”tanyaku padanya.

“aku udah married….udah 3 tahun”

“asyik dunk….trus suami kamu mana…kok pergi sendirian ….nggak takut digodain sama lelaki iseng”

“ah kamu..biasa aja lagi….laki aku lagi ke KL…urusan bisnis katanya”

eh…ayo makan..kok didiamin aja nih”

kamipun akhirnya menyantap hidangan yang telah tersedia.Habis makan,kami jalan-jalan dan pulang kerumah masing-masing.

Beberapa hari kemudian….Linda mengirim SMS ke HP ku….isinya mengajak aku untuk main kerumahnya.SMS nya kubalas….dan aku tanyakan dimana alamat rumahnya..Beberapa menit kemudian…Linda membalas SMS ku dan menyebutkan alamat rumahnya.

Aku berangkat kerumah Linda…si bunga SMA. Tak lama kemudian ..aku sampai didepan rumah mewah. Kubaca kembali alamat yang diberikan oleh Linda dan kucocokkan dengan nomor rumah yang tertera didepan pintu…pass..memang benar ini rumahnya.

Kutekan bel yang ada didepanku.Beberapa saat kemudian …pintu pagar terbuka dengan sendirinya. Aku masuk, pintu pagarpun ikut tertutup dengan sendirinya. Aku berjakan menuju teras depan dan Linda telah menungguku disana.

“Hii..gimana kabar kamu sekarang….”sapanya padaku.

“Baik saja nih….kamu gimana…kok sepi amat seh…pada kemana nih”

“iya nih…nggak ada siapa-siapa nih dirumah…jadi kesepian..makanya aku undang kamu kesini ..buat nemenin aku…”

“nggak salah nih..ntar suami kamu marah lagi”

“ah..nggak apa-apa lagi…. dia lagi di KL sekarang nih…”

“yuk ..masuk….kita ngobrol didalam aja deh”

Kamipun masuk kedalam rumahnya Linda… Wah….benar-benar mewah nih rumah..semua perabotannya sangat mengagumkan.

“Thank’s….”dan akupun duduk

“oya..mau minum apa nih….panas..dingin atau yang hangat..”kata si Nyonya rumah.

“jadi bingung nih ..milihnya …”kataku padanya.

“ya…kalau yang panas…teh sama kopi…trus kalau mau yang dingin..ada soft drink..”balas si Linda

“trus kalau aku milih yang hangat gimana ”tanyaku lagi.

“ya…ada deh…”kata Linda sedikit genit.

“ok deh…kalau gitu..aku minta yang hangat aja deh” kataku coba menggodanya.

“ah..kamu ini bisa aja….ntar kalau aku kasih kamu nggak susah nanti”

“ya..tergantung yang ngasih dunk…”

Linda bangkit dari duduknya ….”bentar ya …aku kebelakang dulu”

Ia pergi meninggalkanku diruang tamu yang mewah itu. Linda kembali lagi keruang tamu dengan membawa dua gelas jus orange. Dia meletakkannya datas meja.

“Lho..tadi katanya yang hangat..kok yang itu seh”kataku padanya.

“yang hangat ntar….so pasti aku kasih deh”

Aku pun duduk kembali.

“Lin…rumah kamu bagus banget deh….semuanya kamu punya…so pasti kamu bahagia dong dengan suami kamu….”

“ah ..siapa bilang..dari luarnya saja aku keliatan bahagia” katanya mulai serius

“memang semuanya aku punya ..tapi khan itu nggak menjamin aku bahagia”

“bayangin aja deh ..dalam satu bulan ..palingan suamiku 3 hari ada dirumah”

“selebihnya ..ya kesana kemari ..ngurusin bisnis keluarganya yang segudang itu…jadi kamu bisa bayangin deh.. betapa aku sangat kesepian..”

Agen BandarQ, Linda mulai menceritakan semua keluhan yang ada dalam dirinya.Kucoba memahami setiap jalan ceritanya sambil sesekali mataku nakal melirik bagian tubuhnya yang sangat menggairahkan sekali.Saat itu,

Linda mengenakan kaos yang cukup ketat sekali sehingga mencetak seluruh lekuk tubuhnya yang sangat indah itu.Dibalik kaos ketat lengan pendek itu …sepertinya Linda tak mengenakan Bra…itu terlihat dari tonjolan kecil dipuncak dadanya yang padat dan berisi. Perlahan terasa sesuatu bergerak nakal dari balik celana yang kukenakan.

Linda bangkit dari duduknya dan pindah disampingku. Tercium bau harum parfumnya yang sangat mengundang gairah.

“Man..aku kangen banget deh sama kamu….”katanya padaku

“oya…”kataku padanya.

“iya nih….apalagi sama…….”katanya terputus.

“sama apa seh Lin…..”“sama…..sama ini nih….”

katanya sambil meletakkan tangannya diatas gundukan batang kejantananku.
Kontan saja aku terkejut mendengar penuturannya yang begitu spontan.walau sebenarnya aku juga menginginkannya.

Karena tak ada kata-kata yang keluar dari mulutku, Linda tak memindahkan tangannya dari atas selangkanganku..malah sebaliknya dia mengelus pelan batang kejantananku yang masih tersembunyi dibalik celana panjang yang kukenakan.

Perlahan ..mukaku dan muka Linda makin mendekat.Linda memejamkan matanya sambil merekahkan bibirnya padaku. Kukecup bibirnya yang merah itu.Mulutku bermain dimulutnya yang mungil dan seksi .Sesekali lidahku berpilin dengan lidahnya. Linda sangat bergairah sekali menyambut ciuman bibirku dibibirnya.

Sementara itu tanganku tak tinggal diam. Kucoba meraba dua bukit kembar yang tumbuh didadanya. Begitu hangat ,padat dan berisi Terasa sangat halus sekali kulit dadanya Linda. Dua puncak dadanya yang mulai mengeras tak luput dari remasan tanganku. Dan tangan Linda semakin liar begerilya diatas gundukan batang kejantananku yang mulai mengeras.

Linda beranjak dari tempat duduknya .Perlahan ia mulai membuka satu persatu pakaian yang melekat ditubuhnya.Hingga akhirnya tak sehelai benangpun yang menempel ditubuhnya.Kuperhatikan tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki.Begitu sangat sempurna sekali.Dua gundukan bulat menggantung didadanya .ditambah dengan bukit kecil yang ditumbuhi bulu hitam yang lebat menandakan kalau Linda type wanita haus seks.

Linda kembali duduk bersimpuh dihadapanku. Kali ini ia mulai membuka celana panjang yang masih kukenakan. Begitu celanaku terbuka ..nongollah batang kejantananku yang mulai mengeras dibalik celana dalamku.Namun tak berselang lama celana dalamkupun telah terbuka dan tinggallah penisku yang tegak bak torpedo yang siap meluncur.

Tangannya yang halus itu mulai membelai batang kejantananku.Lama kelamaan ukurannya makin membesar .Linda mulai menjilat ujung kepala penisku .Mulutnya yang mungil itu menjiltai permukaan kulit batang kejantananku hingga sampai kedua buah biji pelerku.

Beberapa saat lamanya Linda menikmati batang kejantananku dengam ciuman-ciuman yang sangat menggetarkan persendianku.Sementara kedua tanganku meremasi kepalanya .Hingga sesuatu terasa berdenyut dibatang kejantananku Sesuatu yang ingin muncrat dari ujung kepala penisku.Aku semakin kuat menjambak rambutnya Linda dan menekannya kedalam hingga ujung kepala penisku menyentuh ujung tenggorokannya.

“Akhhh..Lin..aku mau keluar nih”erangku padanya

Agen Poker Online, Beberapa saat kamipun istirahat setelah aku mencapai orgasme yang pertama. .Kemudian aku berdiri dan mengangkat tubuh montok Linda dan merebahkannya diatas sofa yang empuk .Kini tiba saatnya bagiku untuk memulai babak permainan berikutnya.

Beberapa saat kamipun istirahat setelah aku mencapai orgasme yang pertama. .Kemudian aku berdiri dan mengangkat tubuh montok Linda dan merebahkannya diatas sofa yang empuk .Kini tiba saatnya bagiku untuk memulai babak permainan berikutnya.

Aku membuka kedua kaki Linda lebar-lebar.Kudekatkan wajahku kepermukaan perutnya yang datar.Dengan penuh nafsu ..aku menjilati setiap permuakaan kulit perutnya yang halus itu.Linda menggelinjang hebat merasakan jilatan bibirku dipermukaan kulit perutnya yang ramping.

Linda merasakan dirinya seolah terbang kesorga kenikmatan saat ujung-ujung lidahku mengelitik organ-organ sensitifnya.Ia melupakan sejenak bayangan suaminya yang saat ini sedang berada diluar negri. Baginya ,kenikmatan yang kuberikan padanya tak ada bandingnya dengan limpahan materi yang diberikan oleh suaminya.Desahan…erangan dan jeritan Linda makin menbuatku bersemangat menusuk-nusuk permukaan Vaginanya dengan ujung lidahku.

“Sayang….cepet dunk masukin punyamu kememek aku….udah nggak kuat nih”rengeknya padaku.

Akupun memenuhi permintaan Linda yang sudah tidak tahan menunggu batang kejantananku yang tegang dan mengeras untuk masuk kedalam vaginanya Linda.

Aku memegang batang kejantananku dan mengocoknya sebentar kemudian mengarahkannya kelubang vagina Linda.

Aku mulai maju mendorong pantatnya Linda.Beberapa kali kucoba selalu meleset. Mungkin karena ukuran senjataku yang cukup besar hingga sulit untuk menembus lubang vaginanya yang rapet. Namun setelah beberapa kali mencoba,akhirnya batang kejantananku masuk menembus lubang memeknya Linda.

Tanpa membuang waktu lagi, kugerakkan pantatku maju mundur menusuk memeknya Linda.Dengan penuh nafsu,Linda menikmati gerakan Penisku yang maju mundur menusuk vaginanya.Desiran dan desahan beriringan keluar dari mulutnya yang mungil itu.Linda mengimbangi gerakanku dengan memaju mundurkan pantatnya yang bahenol itu.

Sekitar tiga pulu menit berlalu, Linda merasakan akan mencapai klimaks. Linda mengangkat pantatnya dan menggelinjang hebat.Wajahnya berubah ganas, matanya mendelik saat puncak kenikmatan itu datang.

Aku tahu kalau Linda akan mencapai klimaknya.Kupercepat gerakan pantatku menusuk vaginanya sampai akirnya puncak kenikmatanna datang.Linda mendekap erat tubuhku,Vaginanya berkedut-kedut menjepit batang kejantananku.Cairan hangat dan kental merembesi dinding vaginanya.Orgasme yang beruntun telah dialami Linda sibunga SMA.

Untuk beberapa saat ..kubiarkan Linda menikmati sisa -sisa orgasmenya, sebelum kami melanjutkan permainan yang berikutnya. Perlahan Linda bangkit dari tidurnya dan duduk diatas sofa empuk itu.Akupun duduk disampingnya .

Tanganku singgah digundukan vagina yang ditumbuhi rambut halus itu. Kubelai perlahan untuk membangkitkan kembali gairah wanita cantik yang ada disampingku ini. Perlahan terdengar desahan lembut dari mulut Linda. Sementara itu mulutku tak lepas dari dua puncak mungil didadanya.

Merasa sudah tepat saatnya bagiku untuk menuntaskan permainan ini…kuangkat Linda dan kududukkan ia diatas pahaku. Posisinya kini tepat berada diatas pangkuanku,sehingga dua buah dadanya yang padat membusung tepat berada didepan mulutku.

Kugosok-gosok ujung penisku kemulut vaginanya. Kutekan ujung penisku hingga amblas masuk kedalam Vaginanya. Kudiamkan perlahan,kunikmati beberapa saat kontolku bersarang dalam memeknya Linda.

Perlahan kugerakkan pantatku naik turun menusuk lubang kemaluannya Linda.Gerakanku makin lama semakin cepat membuat tubuh Linda bergoyang-goyang diatas pangkuanku.Terdengar erangan kenikmatan dari mulut Linda.Beberapa kali ia harus memekik kecil tak kala penisku yang makin membesar menyentuh ujung rahimnya.Sementara dua buah gundukan didadanya bergoyang -goyang tak karuan. Kedua tanganku meraih dua gundukan itu dan meremasnya perlahan.

Beberapa menit kemudian terasa sesuatu menyesak dalam batang kejantananku.Mungkin tiba saatmya bagiku untuk orgasme.Dengan diiringi desahan panjang secara bersamaan…aku dan Linda mencapai orgasme.

Kusemprotkan spermaku yang hangat didalan vagina Linda.Beberapa saat kemudian Lindapun menyusul. Cairan hangat merembesi dinding Vaginanya yang hangat itu.Aku memcabut batang kejantananku dari dalam vaginanya Linda.

Dengan cepat Linda jongkok diselangkanagnku dan menjilat sisa-sisa sperma yang masih menempel dipenisku.

Sesaat kemudian Linda tersenyum padaku.Senyum penuh kepuasam …yang tak pernah ia dapatkan dari suaminya tersayang.Aku bangkit dan mengenakan kembali pakaianku.Kulihat jam ditanganku sudah menunjukkan jam sepuluh malam.Akupun pamit pada Linda.

Namun sebelum aku pergi meninggalkam rumah Linda…ia memberikan sesuatu buatku sebagai hadiah.Sebuah Handphone terbaru. Semula aku menolak pemberiannya …namun ia berharap sekali aku menerima pemberiannya itu.

Demi menghibur hatinya Linda..kuterima hadiah yang bagiku cukup besar sekali. Kupergi meninggalkan Linda dengan membawa Handphone. Hadiah yang mungkin lebih kecil jika dibandingkan dengan kenikmatan seks yang kudapatkan hari ini….dan bahkan akan kudapatkan hari-hari berikutnya bersama wanita cantik yang pernah menjadi Bunga SMA.

Partai99bola.net Agen Bola, Taruhan Bola, Poker Domino, Togel, Casino Terpercaya
  • Minimal Pasang Taruhan Rp.10.000,-
  • Minimal Deposit Rp.50.000,-
  • Minimal Withdraw Rp.50.000,-
  • Proses Deposit dan Withdraw Cukup 3 Menit
1 USER ID UNTUK SEMUA GAMES DALAM 1 WEBSITE
  • Bonus Cashback Sportbook Up To 15%
  • Bonus Rollingan Casino 0.8%
  • Promo Bonus Referal 3%
  • Promo Bonus Rollingan Poker 0.3%
SILAHKAN HUBUNGI KAMI MELALUI KONTAK DI BAWAH INI
  • WA : +85587419560
  • LINE : Partai99

Selasa, 28 April 2020

Cerita Dewasa Memuaskan Nafsu Nyonya Besar


Hingga kini, kisah sex ini masih sering terlintas dalam benak dan pikiranku. Entah suatu keberuntungankah atau kepedihan bagi si pelaku. Yang jelas dia sudah mendapatkan pengalaman berharga dari apa yang dialaminya, Agen Bola Terpercaya

Sebut saja namaya si Wie. Berasal dari kampung yang sebenarnya tidak jauh-jauh sekali dari kota M. Di kota M inilah dia numpang hidup pada seorang keluarga kaya. Suami istri berkecukupan dengan seorang lagi pembantu wanita Inah, dengan usia kurang lebih diatas Wie 2-3 tahun. Wie sendiri berumur 16 tahun jalan.

Suatu hari nyonya majikannya yang masih muda, Ibu Winda atau biasa mereka memanggil Bu Winda, mendekati mereka berdua yang tengah sibuk di dapur yang terletak di halaman belakang, di depan kamar si Wie.

“Inah.., besok lusa Bapak hendak ke Kalimantan lagi. Tolong siapkan pakaian secukupnya jangan lupa sampai ke kaos kakinya segala..” perintahnya.
“Kira-kira berapa hari Bu..?” tanya Inah hormat.
“Cukup lama.. mungkin hampir satu bulan.”
“Baiklah Bu..” tukas Inah mahfum.

Bu Winda segera berlalu melewati Wie yang tengah membersihkan tanaman di pekarangan belakang tersebut. Dia mengangguk ketika Wie membungkuk hormat padanya.

Ibu Winda majikannya itu masih muda, paling tua mungkin sekitar 30 tahunan, begitu Inah pernah cerita kepadanya. Mereka menikah belum lama dan termasuk lambat karena keduanya sibuk di study dan pekerjaan. Namun setelah menikah, Bu Winda nampaknya lebih banyak di rumah. Walaupun sifatnya hanya sementara, sekedar untuk jeda istirahat saja.

Dengan perawakan langsing, dada tidak begitu besar, hidung mancung, bibir tipis dan berkaca mata serta kaki yang lenjang, Bu Winda terkesan angkuh dengan wibawa intelektualitas yang tinggi. Namun kelihatan kalau dia seorang yang baik hati dan dapat mengerti kesulitan hidup orang lain meski dalam proporsi yang sewajarnya.

Dengan kedua pembantunya pun tidak begitu sering berbicara. Hanya sesekali bila perlu. Namun Wie tahu pasti Inah lebih dekat dengan majikan perempuannya, karena mereka sering bercakap-cakap di dapur atau di ruang tengah bila waktunya senggang. Beberapa hari kepergian Bapak ke Kalimantan, Wie tanpa sengaja menguping pembicaraan kedua wanita tersebut.

“Itulah Nah.. kadang-kadang belajar perlu juga..” suara Bu Winda terdengar agak geli.
“Di kampung memang terus terang saya pernah Bu..” Inah nampak agak bebas menjawab.
“O ya..?”
“Iya.. kami.. sst.. pss..” dan seterusnya Wie tidak dapat lagi menangkap isi pembicaraan tersebut. Hanya kemudian terdengar tawa berderai mereka berdua.

Wie mulai lupa percakapan yang menimbulkan tanda tanya tersebut karena kesibukannya setiap hari. Membersihkan halaman, merawat tanaman, memperbaiki kondisi rumah, pagar dan sebagainya yang dianggap perlu ditangani. Hari demi hari berlalu begitu saja. Hingga suatu sore, Wie agak terkejut ketika dia tengah beristirahat sebentar di kamarnya.

Tiba-tiba pintu terbuka, “Kriieet.. Blegh..!” pintu itu segera menutup lagi. Dihadapannya kini Bu Winda, majikannya berdiri menatapnya dengan pandangan yang tidak dapat ia mengerti.

“Wie..” suaranya agak serak.
“Jangan kaget.. nggak ada apa-apa. Ibu hanya ada perlu sebentar..”
“Maaf Bu..!” Wie cepat-cepat mengenakan kaosnya.

Barusan dia hanya bercelana pendek. Bu Winda diam dan memberi kesempatan Wie mengenakan kaosnya hingga selesai. Nampaknya Bu Winda sudah dapat menguasai diri lagi. Dengan mimik biasa dia segera menyampaikan maksud kedatangannya.

“Hmm..,” dia melirik ke pintu.
“Ibu minta kamu nggak usah cerita ke siapa-siapa. Ibu hanya perlu meminjam sesuatu darimu..”
Kemudian dia segera melemparkan sebuah majalah.
“Lihat dan cepatlah ikuti perintah Ibu..!” suara Bu Winda agak menekan.

Agak gelagapan Wie membuka majalah tersebut dan terperangah mendapati berbagai gambar yang menyebabkan nafasnya langsung memburu. Meski orang kampung, dia mengerti apa arti semua ini. Apalagi jujur dia memang tengah menginjak usia yang sering kali membuatnya terbangun di tengah malam karena bayangan dan hawa yang menyesakkan dada bila baru nonton TV atau membaca artikel yang sedikit nyerempet ke arah “itu”.

Sejurus diamatinya Bu Winda yang tengah bergerak menuju pintu. Beliau mengenakan kaos hijau ketat, sementara bawahannya berupa rok yang agak longgar warna hitam agak berkilat entah apa bahannya. Segera tangan putih mulus itu menggerendel pintu.

Kemudian.., “Berbaringlah Wie.. dan lepaskan celanamu..!”
Agak ragu Wie mulai membuka.
“Dalemannya juga..” agak jengah Bu Winda mengucapkan itu.
Dengan sangat malu Wie melepaskan CD-nya. Sejenak kemudian terpampanglah alat pribadinya ke atas.

Lain dari pikiran Wie, ternyata Bu Winda tidak segera ikut membuka pakaiannya. Dengan wajah menunduk tanpa mau melihat ke wajahnya, dia segera bergerak naik ke atas tubuhnya. Wie merasakan desiran hebat ketika betis mereka bersentuhan.

Naik lagi.. kini Wie bisa merasakan halusnya paha majikannya itu bersentuhan dengan paha atasnya. Naik lagi.. dan.. Wie merasakan seluruh tulang belulangnya kena setrum ribuan watt ketika ujung alat pribadinya menyentuh bagian lunak empuk dan basah di pangkal paha Bu Winda.

Tanpa memperlihatkan sedikitpun bagian tubuhnya, Bu Winda nampaknya hendak melakukan persetubuhan dengannya. Wie menghela nafas dan menelan ludah ketika tangan lembut itu memegang alatnya dan, “Bleesshh..!”

Dengan badan bergetar antara lemas dan kaku, Wie sedikit mengerang menahan geli dan kenikmatan ketika barangnya dilumat oleh daging hangat nan empuk itu. Dengan masih menunduk Bu Winda mulai menggoyangkan pantatnya. Tangannya menepis tangan Wie yang secara naluriah hendak merengkuhnya.

“Hhh.. ehh.. sshh.. ” kelihatan Bu Winda menahan nafasnya.
“Aakh.. Bu.. saya.. saya nggak tahan..” Wie mulai mengeluh.
“Tahann sebentar.. sebentar saja..!” Bu Winda nampak agak marah mengucapkan itu, keringatnya mulai bermunculan di kening dan hidungnya.

Agen BandarQ, Sekuat tenaga Wie menahan aliran yang hendak meledak di ujung peralatannya. Di atasnya Bu Winda terus berpacu.. bergerak semakin liar hingga dipan tempat mereka berada ikut berderit-derit. Makin lama semakin cepat dan akhirnya nampak Bu Winda mengejang, kepalanya ditengadahkan ke atas memperlihatkan lehernya yang putih berkeringat.

“Aaahhkhh..!”

Sejurus kemudian dia berhenti bergoyang. Lemas terkulai namun tetap pada posisi duduk di atas tubuh Wie yang masih bergetar menahan rasa. Nafasnya masih memburu. Beberapa saat kemudian, “Pleph..!” tiba-tiba Bu Winda mencabut pantatnya dari tubuh Wie. Dia segera berdiri, merapihkan rambutnya dan roknya yang tersingkap sebentar.

Kemudian, “Jangan cerita kepada siapapun..!” tandasnya, “Dan bila kamu belum selesai, kamu bisa puaskan ke Inah.. Ibu sudah bicara dengannya dan dia bersedia..” tukasnya cepat dan segera berjalan ke pintu lalu keluar.

Wie terhenyak di atas kasurnya. Sejenak dia berusaha menahan degup jantungnya. Diambilnya nafas dalam-dalam. Sambil sekuat tenaga meredam denyutan di ujung penisnya yang terasa mau menyembur cepat itu. Setelah bisa tenang, dia segera bangkit, mengenakan pakaiannya kemudian berbaring.

nafasnya masih menyisakan birahi yang tinggi namun kesadarannya cepat menjalar di kepalanya. Dia sadar, tak mungkin dia menuntut apapun pada majikan yang memberinya hidup itu. Namun sungguh luar biasa pengalamannya tersebut. Tak sedikitpun terpikir, Bu Winda yang begitu berwibawa itu melakukan perbuatan seperti ini.

Dada Wie agak berdesir teringat ucapan Bu Winda tentang Inah. Terbayang raut wajah Inah yang dalam benaknya lugu, tetapi kenapa mau disuruh melayaninya..? Wie menggelengkan kepala.. Tidak..! biarlah perbuatan bejat ini antara aku dan Bu Winda. Tak ingin dia melibatkan orang lain lagi. Perlahan tapi pasti Wie mampu mengendapkan segala pikiran dan gejolak perasaannya. Beberapa menit kemudian dia terlelap, hanyut dalam kenyamanan yang tanggung dan mengganjal dalam tidurnya.

Perlakuan Bu Winda berlanjut tiap kali suaminya tidak ada di rumah. Selalu dan selalu dia meninggalkan Jo dalam keadaan menahan gejolak yang menggelegak tanpa penyelesaian yang layak. Beberapa kali Wie hendak meneruskan hasrat sex nya ke Inah, tetapi selalu diurungkan karena dia ragu-ragu, apakah semuanya benar-benar sudah diatur oleh majikannya atau hanyalah alasan Bu Winda untuk tidak memberikan balasan pelayanan kepadanya.

Hingga akhirnya pada suatu malam yang dingin, di luar gerimis dan terdengar suara-suara katak bersahutan di sungai kecil belakang rumah dengan rythme-nya yang khas dan dihafal betul oleh Wie. Dia agak terganggu ketika mendengar daun pintu kamarnya terbuka.

“Kriieet..!” ternyata Bu Winda.

Nampak segera melangkah masuk kamar. Malam ini beliau mengenakan daster merah jambu bergambar bunga atau daun-daun apa Wie tidak jelas mengamatinya. Karena segera dirasakannya nafasnya memburu, kerongkongannya tercekat dan ludahnya terasa asin. Wajahnya terasa tebal tak merasakan apa-apa.

Agak terburu-buru Bu Winda segera menutup pintu. Tanpa bicara sedikitpun dia menganggukkan kepalanya. Wie segera paham. Dia segera menarik tali saklar di kamarnya dan sejenak ruangannya menjadi remang-remang oleh lampu 5 watt warna kehijauan. Sementara menunggu Wie melepas celananya, Bu Winda nampak menyapukan pandangannya ke seantero kamar.

“Hmm.. anak ini cukup rajin membersihkan kamarnya..” pikirnya.

Tapi segera terhenti ketika dilihatnya “alat pemuasnya” itu sudah siap. Dan.., kejadian itu terulang kembali untuk kesekian kalinya. Setelah selesai Bu Winda segera berdiri dan merapihkan pakaiannya. Dia hendak beranjak ketika tiba-tiba teringat sesuatu.

“Oh Ibu lupa..” terhenti sejenak ucapannya.

Wie berpikir keras.. kurang apa lagi..? Jujur dia mulai tidak tahan mengatasi hasrat sex nya tiap kali ditinggal begitu saja, ingin sekali dia meraih pinggang sexy itu tiap kali hendak keluar dari pintu.

Lanjutnya, “Hmm.. Inah pulang kampung pagi tadi..” dengan wajah agak masam Bu Winda segera mengurungkan langkahnya. “Rasanya tidak adil kalau hanya Ibu yang dapat. Sementara kamu tertinggal begitu saja karena tidak ada Inah..”

Wie hampir keceplosan bahwa selama ini dia tidak pernah melanjutkan dengan Inah. Tapi mulutnya segera dikuncinya kuat-kuat. Dia merasa Bu Winda akan memberinya sesuatu. Ternyata benar.. Perempuan itu segera menyuruhnya berdiri.

“Terpaksa Ibu melayani kamu malam ini. Tapi ingat.., jangan sentuh apapun. Kamu hanya boleh melakukannya sesuai dengan yang Ibu lakukan kepadamu..”

Kemudian Bu Winda segera duduk di tepi ranjang. Diraihnya bantal untuk ganjal kepalanya. Sejurus kemudian dia membuka pahanya. Matanya segera menatap Wie dan memberinya isyarat.

“..” Wie tergagap. Tak mengira akan diberi kesempatan seperti itu.

Agen Poker Online, Dalam cahaya kamar yang minim itu dadanya berdesir hebat melihat sepasang paha mulus telentang. Di sebelah atas sana nampak dua bukit membuncah di balik BH warna krem yang muncul sedikit di leher daster. Dengan pelan dia mendekat. Kemudian dengan agak ragu selangkangannya diarahkan ke tengah diantara dua belah paha mulus itu. Nampak Bu Winda memalingkan wajah ke samping jauh.. sejauh-jauhnya.

“Degh.. degh..” Wie agak kesulitan memasukkan alatnya.

Karena selama ini dia memang pasif. Sehingga tidak ada pengalaman memasukkan sama sekali. Tapi dia merasakan nikmat yang luar biasa ketika kepala penisnya menyentuh daging lunak dan bergesekan dengan rambut kemaluan Bu Winda yang tebal itu. Hhh..! Nikmat sekali. Bu Winda menggigit bibir. Ingin rasanya menendang bocah kurang ajar ini.

Tapi dia segera menyadari ini semua dia yang memulai. Badannya menggelinjang menahan geli ketika dengan agak paksa namun tetap pelan Wie berhasil memasukkan penisnya (yang memang keras dan lumayan itu) ke peralatan rahasianya.

Beberapa saat kemudian Wie secara naluriah mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur.
“Clep.. clep.. clep..!” bunyi penisnya beradu dengan vagina Bu Winda yang basah belum dicuci setelah persetubuhan pertama tadi.
“Plak.. plak.. plakk..,” kadang Wie terlalu kuat menekan sehingga pahanya beradu dengan paha putih mulus itu.

“Ohh.. enak sekali..” pikir Wie.
Dia merasakan kenikmatan yang lebih lagi dengan posisi dia yang aktif ini.
“Ehh.. shh.. okh..,” Wie benar-benar tak kuasa lagi menutupi rasa nikmatnya.

Hampir beberapa menit lamanya keadaan berlangsung seperti itu. Sementara Wie selintas melirik betapa wajah Bu Winda mulai memerah. Matanya terpejam dan dia melengos ke kiri, kadang ke kanan.

“Hkkhh..” Bu Winda berusaha menahan nafas.

Mulanya dia berfikir pelayanannya hanya akan sebentar karena dia tahu anak ini pasti sudah diujung “konak”-nya. Tapi ternyata, “Huoohh..,” Bu Winda merasakan otot-otot kewanitaannya tegang lagi menerima gesekan-gesekan kasar dari Wie. Dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak terbangkitkan hasrat sex nafsu nya.

Wie terus bergoyang, berputar, menyeruduk, menekan dan mendorong sekuat tenaga. Dia benar-benar sudah lupa siapa wanita yang dihadapannya ini. yang terfikir adalah keinginan untuk cepat mengeluarkan sesuatu yang terasa deras mengalir dipembuluh darahnya dan ingin segera dikeluarkannya ..!!”Ehh..” Bu Winda tak mampu lagi membendung hasrat sex nafsu nya.

Daster yang tadinya dipegangi agar tubuhnya tidak banyak tersingkap itu terlepas dari tangannya, sehingga kini tersingkap jauh sampai ke atas pinggang. Melihat pemandangan ini Wie semakin terangsang. Dia menunduk mengamati alatnya yang serba hitam, kontras dengan tubuh putih mulus di depannya yang mulai menggeliat-geliat, sehingga menyebabkan batang kemaluannya semakin teremas-remas.

“Ohh.. aduh.. Bu..,” Wie mengerang pelan penuh kenikmatan.
Yang jelas Bu Winda tak akan mendengarnya karena beliau sendiri tengah berjuang melawan rangsangan yang semakin dekat ke puncaknya.
“Okh.. hekkhh..” Bu Winda menegang, sekuat tenaga dia menahan diri, tapi sodokan itu benar-benar kuat dan tahan.
Diam-diam dia kagum dengan stamina anak ini.

Akhirnya karena sudah tidak mampu lagi menahan, Bu Winda segera mengapitkan kedua pahanya, tanganya meraih sprei, meremasnya, dan.., “Aaakkhh..!” dia mengerang nikmat. Orgasmenya yang kedua dari si Wie malam ini.

Sementara si Wie pun sudah tak tahan lagi. Saat paha mulus itu menjepit pinggangnya dan kemudian pantat wanita itu diangkat, penisnya benar-benar seperti dipelintir hingga, “Cruuth..! crut.. crut..!” memancar suatu cairan kental dari sana. Wie merasakan nikmat yang luar biasa. Seperti kencing namun terasa enak campur gatal-gatal gimana.”Ohk.. ehh.. hh,” Wie terkulai.

Tubuhnya bergetar dan dia segera mundur dan mencabut penisnya kemudian terhenyak duduk di kursi sebelah meja di kamarnya. Wajahnya menengadah sementara secara alamiah tangannya terus meremas-remas penisnya, menghabiskan sisa cairan yang ada disana. Ooohh.. enak sekali..

Di ranjang Bu Winda telentang lemas. Benar-benar nikmat persetubuhan yang kedua ini. Beberapa saat dia terkulai seakan tak sadar dengan keadaannya. Bongkahan pantatnya yang mengkal dan mulus itu ter-expose dengan bebas.

Rasanya batang kenyal nan keras itu masih menyumpal celah vaginanya. Memberinya sengatan dan sodokan-sodokan yang nikmat. Wie menatap tubuh indah itu dengan penuh rasa tak percaya. Barusan dia menyetubuhinya, sampai dia juga mendapatkan kepuasan. Benarkah..?

Sementara itu setelah sadar, Bu Winda segera bangkit. Dia membenahi pakaiannya. Terlintas sesuatu yang agak aneh dengan anak ini. Tadi dia merasa betapa panas pancaran sperma yang disemburkannya. Seperti air mani laki-laki yang baru pernah bersetubuh.

“Berapa jam biasanya kamu melakukan ini dengan Inah, Wie..?” tanya Bu Winda menyelidik.
Wie terdiam. Apakah beliau tidak akan marah kalau dia berterus terang..?
“Kenapa diam..?”
Wie menghela nafas, “Maaf Bu.. belum pernah.”
“Hah..!? Jadi selama ini kamu..?”
“Iya Bu. Saya hanya diam saja setelah Ibu pergi.”
“Oo..,” Bu Winda melongo.

Sungguh tidak diduga sama sekali kalau itu yang selama ini terjadi. Alangkah tersiksanya selama ini kalau begitu. Aku ternyata egois juga. Tapi..?, masa aku harus melayaninya. Apapun dia kan hanya pembantu. Dia hanya butuh batang muda-nya saja untuk memenuhi hasrat sex nya yang menggebu-gebu terus itu. Selama ini bahkan suami dan pacar-pacarnya dulu tak pernah mengetahuinya. Ini rahasia yang tersimpan rapat.

“Hmm.. baiklah. Ibu minta kamu jangan ceritakan ke siapapun. Sebenarnya Ibu sudah bicara sama Inah mengenai masalah ini. Tapi rupanya kalian tidak nyambung. Ya sudah.. yang penting sekali lagi, pegang rahasia ini erat-erat.. mengerti..?” kembali suaranya berwibawa dan bikin segan.

“Mengerti Bu..,” Wie menjawab penuh rasa rikuh.

Akhirnya Bu Winda keluar kamar dan Wie segera melemparkan badannya ke kasur. Penat, lelah, namun nikmat dan terasa legaa.. sekali.

Partai99bola.net Agen Bola, Taruhan Bola, Poker Domino, Togel, Casino Terpercaya
  • Minimal Pasang Taruhan Rp.10.000,-
  • Minimal Deposit Rp.50.000,-
  • Minimal Withdraw Rp.50.000,-
  • Proses Deposit dan Withdraw Cukup 3 Menit
1 USER ID UNTUK SEMUA GAMES DALAM 1 WEBSITE
  • Bonus Cashback Sportbook Up To 15%
  • Bonus Rollingan Casino 0.8%
  • Promo Bonus Referal 3%
  • Promo Bonus Rollingan Poker 0.3%
SILAHKAN HUBUNGI KAMI MELALUI KONTAK DI BAWAH INI
  • WA : +85587419560
  • LINE : Partai99

Senin, 27 April 2020

Cerita Dewasa Aku Kalah 2 Ronde Dari Cewekku


Sheena gembira mendengar aku akan kembali ke Jakarta. Tapi untuk ganti suasana, aku usulkan untuk bercinta di tempat lain yang kami berdua belum pernah kunjungi. Seteh pilih-pilih tempat dan disesuaikan dengan ukuran kantong kami, kami lalu memilih Kuala Lumpur, sekalian meninjau Petronas Twin-Towers, Agen Bola Terpercaya

Jadilah aku terbang ke Jakarta. Setibanya di Jakarta, Sheena langsung kukabari namun karena Sheena masih masuk kantor dan akupun sibuk urusan imigrasiku, kami baru bisa janjian ketemu pada hari sabtu, padahal esoknya hari minggu sudah musti berangkat ke Kuala Lumpur.

Singkat Cerita, kami berdua bertemu di Cengkareng, tanpa ciuman dan gandeng tangan, kami menuju counter check-in, tak lama kemudian kami berdua sudah duduk di kursi pesawat yang siap berangkat ke Kuala Lumpur. Setelah pesawat mengudara dan seat-belt sudah boleh dilepas, tangan Sheena mampir di pahaku, otomatis batangku jadi tegang. Karena aku pakai Jeans, batang kemaluanku jadi agak sakit. Ia rupanya sudah paham.

“Adikmu sakit ya Mas?” tanyanya bercanda sambil mengelus-elus pahaku. Batang kemaluanku menjadi semakin tegang. Aku lalu meminta selimut kepada awak cabin, bukan kedinginan karena AC, tapi supaya tidak ada yang lihat aku melonggarkan ikat pinggang dan menurunkan resletingku. Karena pakai selimut tangan Sheena menjadi lebih berani masuk ke celah resletingku, akhirnya mencapai batang kemaluanku yang masih ditutup celana dalamku yang sudah basah setempat.

Meskipun Sheena sungguh pandai dalam merencanakan rangsangan, posisi kursi pesawat tidak memungkinkan berbuat macam-macam tanpa ‘bikin heboh’. Dengan terpaksa kutahan nafsu birahiku, tapi aku tetap mau balas biar iapun jadi ‘susah’. Dari dalam selimut, tanganku mengelus-elus dadanya. Sengaja aku tidak memasukkan jari-jariku ke dalam bajunya, cukup kuelus dari luarnya saja. Setelah kulihat Sheena menjadi agak “tidak tenang”. Ia mendengus pelan, “Enghh.. hh..”

Tanganku kuturunkan ke pahanya dan terus ke antara kedua pahanya. Aku berhasil membuatnya merasakan rangsangan birahi yang aku tahu tak bisa disalurkan. Ia cuma bisa mendesah, “Hhh.. hh.. hh..”

Setengah perjalanan sudah berlalu, kami berdua masih terus saling meraba dengan tujuan merangsang pasangan masing-masing supaya pada ‘nggak tahan’ lagi. Tapi tiba tiba harus kami stop karena ada seorang wanita meminta bantuan, rupanya TKW yang tidak tahu cara mengisi kartu registrasi kedatangan untuk bandara Kuala Lumpur. Karena terganggu nafsu kami jadi hilang dan kami berdua jadi senyum-senyum sendiri.

Tiba di Kuala Lumpur, kami langsung menuju hotel MLA di sekitar jantung kota Kuala Lumpur. Seperti biasanya check-in, diantar oleh pelayan hotel ke kamar, pasang tanda DO NOT DISTURB di gagang pintu, kunci pintu.

“Sayang.. akhirnya sampai juga ya,” membuka keheningan.

Aku merasa badanku agak hangat dan sendi-sendiku agak linu seperti mau sakit flu. Soalnya baru perjalanan jauh dari Brisbane ditambah kemarin (Sabtu, baca kisah “Membuat Score Bersama”) baru saja ML ‘keluar bareng’ di Jakarta.

“Ehm..”

Aku tahu kalu ia sudah malas ngomong berarti aku harus tahu diri jangan kaya NATO (No Action Talk Only) yang dulu. Kupeluk ia dengan lembut dan mesra dari belakang, kedua telapak tanganku menelungkupi kedua buah dadanya, kucium belakang telinganya lalu turun ke leher kanan, kukecup dan kusedot lehernya.

“Enghh.. sshh..,” ia mulai mendesis, ia tak kuatir lagi akan tanda merah di lehernya.

Ciumanku perlahan pindah ke leher kiri sambil kedua tanganku mengangkat bajunya ke atas. Ia mengangkat kedua tangannya ke atas memudahkan bajunya dilepas keatas. Bajunya kulemparkan ke kursi, aku lalu membuka bajuku sendiri.

Aku tetap berdiri dibelakang Sheena, kini aku telah bertelanjang dada sedang tubuh bagian atas Sheena hanya mengenakan BH. Kembali kupeluk ia dari belakang, bibirku mencium telinganya, kedua tanganku bergerak naik dari perutnya kebawah buah dadanya. Perlahan jari-jari tanganku menyelip keatas kedalam BHnya, langsung menangkup kedua buah dadanya.

“Aduh.. Ari.. enak.. auuhh”

Tangan kiriku tetap terus menyelip di dalam BHnya sedang tangan kananku bergerak keluar lalu ke punggungnya, melepaskan Klip BHnya. Lepaslah BHnya, kini kedua tanganku bebas memutar-mutar kedua putingnya secara bersamaan.

“Auh.. enghh..,” desisnya makin jelas terdengar. Sejenak kemudian ia mendadak berbalik sehingga tanganku terlepas dari buah dadanya. Ia lalu mencium dan melumat bibirku. Tanganku yang tadi terlepas sekarang telah menemukan kembali kedua buah dadanya yang kini berada didepanku. Kuelus-elus kedua buah dadanya lalu kupencet lembut putingnya dengan ibu jari dan jari telunjukku.

Tanpa melepas ciumannya, tangan-tangan Sheena membuka ikat pinggangku dan membuangnya ke kursi. Resletingku diturunkan, otomatis Jeansku jadi longgar, lalu Sheena turun berjongkok di depanku menurunkan Jeansku yang sudah longgar itu. Batang kemaluanku sudah mengeras, ujung kepalanya nongol sedikit dari atas celana dalamku yang berwarna merah. Ia lalu menempelkan hidungnya ke batang kemaluanku dari luar celana dalamku sambil jari telunjuk kanannya disentuh-sentuhkan keujung kepala kemaluanku yang nongol dari celana dalamku.

Dengan telunjuknya itu, ia oles-oleskan cairan beningku hingga merata ke topi bajaku, lalu dipelorotkan celana dalamku akibatnya batang kemaluanku mental kedepan seperti pegas dan mengenai hidungnya. Ia mendongak dan memundurkan sedikit hidungnya sambil membuka mulutnya, otomatis kepala kemaluanku jatuh kedalam mulutnya. Ia lalu menutup mulutnya dan menghisap kepala kemaluanku sambil melirik keatas menatap mataku.

Oh.. nikmat sekali hisapan mulutnya itu. Tanpa memegang batang kemaluanku, ia terus menghisap, mengulum dan pelan-pelan memasuk-keluarkan kemaluanku. Sulit kunyatakan enaknya kuluman dan hisapannya. Setidaknya 15 menit aku terlena dalam keadaan berdiri. Selang beberapa saat aku ingin gantian kerjain dia, kuangkat, kugendong lalu kurebahkan tubuhnya terlentang diatas ranjang. Aku sudah dalam keadaan telanjang sedangkan ia masih memakai celana panjang meskipun bagian atasnya sudah tanpa busana lagi.

Aku lalu berjongkok disisi bawah tempat tidur, membuka ikat pinggangnya, menurunkan resletingnya lalu menarik lepas Jeansnya. Celana dalamnya kelihatan agak lembab, segera aku tarik turun lewat kakinya. kini lengkaplah sudah ia telanjang bulat dihadapanku. Kutarik kakinya supaya pantatnya rata dengan tepi tempat tidur dimana aku berjongkok.

Agen BandarQ, Ia sudah dapat menebak apa yang akan kulakukan makanya iapun membuka kedua pahanya. Aku tahu kemaluannya sudah ingin dijilati dan digelitiki oleh lidahku, tapi aku memulainya dengan menjilati pangkal pahanya dulu, yang kanan lalu yang kiri, kemudian malah naik keperut. Pantatnya bergerak-gerak, iapun menggeliat dan mengerang, “Emmhh.. uusshh”

Aku masih belum mau menjilati vaginanya. Sambil menciumi perutnya, kusibak bulu-bulu kemaluannya sehingga tampak belahan bibirnya. Jari telunjuk kananku kumasukkan pelan-pelan kedalam lubangnya lalu pelan-pelan kuputar-putar sedangkan ciumanku terus bergerak naik kedadanya.

“Auh.. aduh.. Ari.. kamu gila..”

Akupun jadi makin bernafsu, kusedot puting kanannya sedangkan puting yang kiri kujepit dengan jari-jari tangan kiriku sementara jari telunjuk tangan kananku masih tenggelam di dalam lubang kemaluannya. Sesekali kurasakan cincin vaginanya menjepit jariku. Meski dalam keadaan terangsang, aku masih bisa terkagum-kagum, bagaimana mungkin jari telunjukku sekecil ini bisa dijepit sekeras ini. Kalau tidak merasakan sendiri rasanya aku sulit percaya. Puting susunya terus kelumat, sedot dan di dalam mulutku kujilati ujungnya. Sheena hanya bisa memegang rambut dan kepalaku sambil menahan kenikmatan yang menderanya.

Kini kurasakan sudah saatnya mulutku kuturunkan dari buah dadanya, sasarannya adalah celah diantara kedua pahanya. Kubuka kedua pahanya lebih lebar lagi sehingga belahan vaginanya ikut sedikit membuka. Segera kubenamkan lidahku membelah celahnya. Kali ini ia langsung menjerit “Awh.. uh..” mengejang, tak sadar badannya agak bangun membungkuk keatas. Lidahku lalu menyapu belahannya itu keatas dan kebawah sambil kedua tanganku mengelus-elus pangkal pahanya dan sekitar lubang kemaluanya, sesekali kutekan-tekan gundukan bibir kemaluannya.

“Ouh.. Ari.. terus sayang.. uuhh.. sayang.. aduhh”

Seranganku kutingkatkan lagi, dengan jari-jari tanganku kubuka lebih lebar lagi belahan vaginanya sampai kulihat bagian dalam kemaluannya yang kemerahan. Segera kusapu lagi dengan lidahku.

“Aawww.. Ri.. aduh.. terus sayang..terus..aduh.. gila kamu Ri..”

Rasanya hampir 20 menit mulut dan lidahku menempel dan menyapu lubang kemaluannya, sudah waktunya bagiku untuk memasukkan penisku kedalam lubang kemaluannya ini. Kemaluanku pun sudah mengeluarkan cairan bening dari tadi. Aku lalu bangun berdiri tetapi agak berkunang-kunang karena terlalu lama jongkok. Tanpa buang waktu lagi, kuarahkan penisku ke lubangnya yang sudah basah akibat liurku dan cairan vaginanya. Bless.. masuklah batang kemaluanku ke dalam vaginanya. Rupanya ia memang sengaja tidak ‘mengunci’ cincinnya itu dengan begitu tidak terlalu sulit untuk menembusnya.

Dengan tetap berdiri di tepi ranjang, aku bergerak memompa maju mundur. Lagi-lagi ia masih belum mau menggunakan cincinnya itu sehingga aku masih dapat memompa maju mundur dengan cepat, tetapi erangannya makin keras terdengar setiap batangku melesak masuk. Aku terus memompa dengan cepat tanpa istirahat, aku berharap benar dengan gaya baru kali ini aku dapat membuatnya ‘keluar’ lebih dahulu. Harapanku rupanya cuma tetap jadi harapan, sudah lewat 25 menit sejak kumasukkan kemaluanku dan bergerak non-stop mengocoknya begini, masih belum ada tanda-tanda ia akan ‘keluar’.

Karena ‘olah raga memompa maju mundur’ ini kulakukan terus-menerus sembil berdiri, keringatku mulai keluar membasahi tubuhku, pinggangku mulai capek, tapi kumantapkan niatku untuk bertahan mengocoknya. Aku lalu bilang padanya, “Masih bandel juga ya? Aku pengen liat, kamu atau aku yang keluar duluan.”

Baru selesai omong, tiba-tiba kurasakan sulit untuk maju mundur karena batangku seperti dicengkram oleh cincin vaginanya. Auhh.. kini giliran aku yang keenakan. Rupanya aku omong terlalu sesumbar sehingga ia ingin ‘memberi pelajaran’ padaku. Batang kemaluanku benar-benar seperti dicengkram dan diremas, seret sekali masuk keluarnya. 15 menit kembali lewat, kini penisku sudah mulai berdenyut-denyut rasanya kali ini kok aku bakal nggak kuat menahan jepitannya.

“Kamu capek Say? sekarang gantian ya, lepas dulu dong, lalu kamu naik kesini sambil sandaran kedinding ya.” Akupun mencabut batang kemaluanku dari vaginanya. Tanganku ditariknya agar aku naik ke ranjang. Ia lalu bantu mendorong agar aku bergerak menyandar ketembok dibelakang tempat tidur.

Setelah aku duduk disisi atas tempat tidur sambil bersandar ketembok Sheena naik ke pahaku, berjongkok lalu memasukkan batangku ke vaginanya, lalu pelan-pelan menurunkan tubuhnya hingga duduk di selangkanganku. Ujung kemaluanku rasanya seperti mentok ke dinding rahimnya.

Ia melingkarkan kedua tangannya ke belakang leherku lalu bibirnya mencium dan melumat bibirku, kedua buah dadanya terasa menekan dadaku. Kurasakan batang kemaluanku yang sedang terbenam menjadi tambah mengeras dan berdenyut didalam kemaluannya. Cengkraman cincinnya kembali mendera batang kemaluanku, kini iapun menambah serangannya dengan menaikturunkan tubuhnya sambil ‘cincin’ vaginanya menjepit kemaluanku sedang mulutnya mengunci mulutku. Kedua buah dadanya menekan dan menggesek dadaku.

Dalam kurang dari 15 menit aku sudah dibuat megap-megap menahan serangannya. Iapun berhenti naik turun untuk meberi aku napas, namun cincin vaginanya tetap ia rapatkan. Aku sungguh heran, bagaimana ia bisa mempertahankan kontraksi cincinnya non-stop selama itu. Ia tersenyum penuh kemenangan, katanya “Kalau aku mau sekarang ini kamu sudah kalah”

Agen Poker Online, Dalam hati aku mengakui bahwa ia benar. Akupun menjawab, “Ok, akhirnya kamu menang.”
Aku masih heran kok aku bisa dikalahkan dalam total waktu hanya sekitar 1 jam 30 menit, padahal biasanya ‘pertarungan’ku dengan Sheena umumnya mencapai total 4 atau 5 jam, itupun selalu berakhir seri 1 – 1 karena sama sama sepakat mengalah untuk ‘keluar’. Aku masih belum sadar bahwa aku sudah mulai kena flu sejak tiba di Airport tadi dan sampai sekarang belum istirahat.

Sheena mencium keningku, pipiku dan bibirku, sambil terus mempermainkan cincin vaginanya. Jepit, longgar, jepit, longgar, mungkin istilahnya empot ayam. Ia tidak menaikturunkan pantatnya karena ia sadar akan kondisiku yang hampir di puncak, namun ia mau agar aku merasakan nimatnya ‘proses ke puncak’ tanpa sampai ‘kelewatan’.

“Udahan dulu ya, kita mandi yuk, kan dari Jakarta sampai sekarang belum mandi,” tawarnya.
“Boleh.. biar istirahat dikit.. kamu nyalain dulu airnya ya biar bath-tub nya terisi,” kataku.
Ia menaikkan pantatnya melepas batang kemaluanku dari vaginanya lalu turun dari tempat tidur menuju kamar mandi dan menghidupkan kran air di bath-tub. Aku kemudian bangkit juga menuju ke kamar mandi. Kulihat ia sedang duduk di closet membersihkan vaginanya yang basah dengan campuran cairan beningku dan lendir vaginanya.

Meski air dalam bath-tub belum terlalu dalam, aku langsung masuk dan duduk berendam sambil bersandar pada dinding bath-tub. Batang kemaluanku yang masih keras itu pelan-pelan melemas setelah terendam dalam air. Sheenapun masuk ke bath-tub dan ikutan duduk berendam. Iseng-iseng tangannya mengelus-elus batang kemaluanku untuk membersihkan lendir yang melekat di batang kemaluanku. Elusan jari-jari tangannya membuat kemaluanku kembali menegang. Ia tertawa kecil saat merasakan ‘anuku’ berdenyut mengeras di tangannya. Setelah dilihatnya kemaluanku sudah bersih, ia bilang, “Coba mundur dikit dong”. Akupun bergerak mundur dan bersandar pada ujung bath-tub untuk memberi ruang yang lebih panjang baginya.

Ia lalu mencabut sumbat bath-tub sehingga airnya pelan-pelan berkurang. Setelah airnya hampir habis, turun hingga setinggi biji kemaluanku, sumbatnya dipasang lagi. Kini batang kemaluanku berada di atas permukaan air sedangkan biji kemaluanku setengah tenggelam. Tangannya kembali mengelus-elus batangku, lalu ia mengambil posisi nungging di depanku. Pelan-pelan kepalanya diturunkan dan mulutnya diarahkan ke kepala kemaluanku. Mulutnya membuka lalu mencaplok kepala kemaluanku, tangan dan siku kirinya dipakai menunjang tubuhnya agar tetap menungging sedang jari-jari tangan kanannya mengocok batang kemaluanku maju mundur. Mulutnya sampai kempot menyedot kepala kemaluanku. Aduhh.. rasanya sungguh luar biasa.

Sesaat kemudian, jari-jari tangan kanannya bergerak maju memegang pangkal batang kemaluanku sambil mulutnya bergerak maju-mundur. Nikmat yang kualami sungguh tak terbilang.. ini adalah oral seks yang ternikmat dalam hidupku. Sampai saat ini masih yang ternikmat bagiku. Mulutnya terus maju mundur sampai batangku kelihatan memerah, kemudian fokusnya dialihkan ke sekitar leher kemaluanku. Dihisap-hisapnya kepala kemaluanku sampai dilehernya, digigit-gigit kecil belakang topi bajaku, lidahnya disapu-sapukan kelilingnya, lalu kepala kemaluanku dicaplok dan disedot dengan kuat lalu dikulum-kulum. Lidahnya menari-nari didalam mulutnya menyentuh-nyentuh lubang pipisku. Setelah itu kembali ia maju mundurkan mulutnya namun hanya sampai dilehernya saja, tidak sampai kepala kemaluanku keluar.

Rupanya Sheena ingin menunjukkan bahwa tidak hanya vaginanya saja yang bisa ‘mengalahkanku’, ia ingin ‘mengalahkanku’ dengan mulutnya. Ia terus-menerus menjilat, mengulum dan menghisap batang kemaluanku hingga aku benar-benar merem melek dibuatnya. Tetapi pada dasarnya aku memang tidak pernah bisa ‘keluar’ dimulut wanita jika tidak kupaksakan sendiri untuk ‘keluar’ (Istriku pernah menyedotku selama 45 menit hingga lehernya pegal dan aku tetap tidak keluar), namun Sheena tak tahu akan kebiasaanku ini sehingga ia berpikir aku pasti ‘keluar’ oleh serangannya.

Setelah hampir 20 menit non-stop menyerangku, ia melirikku lalu melepaskan mulutnya dari kepala kemaluanku.
“Enak nggak?” tanyanya sambil tangan kanannya tetap memegang batangku.
“Ini yang paling enak dari semuanya,” kataku.
“Naik lagi ke tempat tidur yuk.. tapi gendong ya.. capek sih,” katanya.
Aku keluar dari bath-tub lalu menariknya agar bangun kemudian menggendongnya ke ranjang. Kami sudah tidak perduli lagi bahwa tubuh kami masih setengah basah.

Aku kembali berada diatasnya dengan posisi push-up, ia membimbing batang kemaluanku masuk ke lubangnya, bless.. masuklah batangku. Ia memekik, “Awk..” agak sakit karena masih seret. Aku terus memacu pantatku menyodok lubang kemaluanku. Disetiap hentakan pantatku ia selalu heboh “Awww..awww..”

Rasanya 15 menit berlalu, kemaluanku rasanya sudah berdenyut-denyut lagi, artinya aku sudah hampir di puncak. Agar tidak kalah, aku kurangi ke cepatanku lalu aku minta ganti posisi.

Sambil menjaga agar kemaluanku tidak lepas, kami berbalik, kini ia berada diatasku. Sejenak ia hanya duduk saja diatasku tidak bergerak. Ia rupanya menikmati denyutan batang kemaluanku. Kurasakan jepitan vaginanya meningkat seakan-akan memeras batangku. Setelah hampir 10 menit kemudian. Ia melihat aku sudah ‘hampir sekarat’ karena permainan jepitan vaginanya, ia lalu meletakkan kedua lenganku ke atas kepalaku dan dipegangnya dengan kedua tangan kanannya yang juga untuk menopang tubuhnya. Mulutnya diturunkan mencium bibirku sambil pantatnya mulai dinaik-turunkan. Puting buah dadanya yang bergantung-gantung menggesek-gesek dadaku menambah sensasi nikmat serangannya. Saat kemaluannya ditarik sampai ke leher kemaluanku jepitannya dilonggarkan, saat mau diturunkan dikeraskan lagi dan seterusnya.

Kini aku benar-benar ‘sudah sekarat’. Ia justru mempercepat gerak naik turun pantatnya. Aku mencoba mati-matian bertahan, setiap kali pantatnya diturunkan, aku mengejang dan mendengus “Enghh.. enghh.. enghh.. enghh,” tetapi aku tidak mampu bertahan lagi. Rasanya kurang dari 5 menit setelah ia mempercepat naik-turun sambil menjepit, kemaluanku berdenyut-denyut dan akhirnya, “Uhh..” pertahananku jebol, aku muncrat di dalam lubang kemaluannya. Disaat kemaluanku berdenyut menyemprot air maniku, ia terus naik turun dan mengeraskan cincin vaginanya. Lemaslah tubuhku, seluruh otot-ototku rasanya terlepas dari tulangku, kenikmatannya betul-betul enak.

Sheena tidak langsung bangkit, ia hanya berbaring di dadaku dengan batang kemaluanku masih menancap di vaginanya. Pelan-pelan batang kemaluanku melemas. Campuran sperma dan lendirnya mengalir keluar dari lubangnya, meleleh ke selangkanganku dan ke sprei ranjang. Ia menggeliat ke telingaku dan berbisik “Satu nol ya..,” sambil tersenyum.

Pembaca, itulah hari pertama kami di Kuala Lumpur. Tubuhku rasanya agak lemah, tapi aku masih saja berpikir “Ah tidak apa-apa, mungkin sebentar lagi juga pulih.” Hari kedua dan seterusnya kami tetap hangat bercinta. Sesekali aku masih bisa “menang” namun lebih banyak “kalah”.

Tubuhku sudah tambah lemah, aku akhirnya sadar sudah jatuh sakit. Di hari ke delapan terakhir sesaat sebelum meninggalkan hotel menuju bandara, aku masih nekat ‘menantangnya’ lagi dengan kekuatan terakhir, hasilnya aku ‘kalah’ lagi. Aku sudah tak ingat berapa skor akhir kami, yang jelas aku ‘kalah’.

Dibandara kami berpisah, pesawatku berangkat dahulu kembali ke Australia sedangkan Sheena sejam kemudian kembali ke Jakarta. Dipesawat suhu tubuhku kian naik, otot-otot tubuhku rasanya linu dan tidak bertenaga. 7 jam perjalanan cuma bisa di kursi saja tambah menyusahkan. Setibanya di rumah, aku benar-benar jatuh sakit, sempat muntah-muntah pula. Untung waktu cuti kerjaku belum habis sehingga tidak perlu ditambah dengan cuti sakit lagi. Tetapi yang paling sebal, aku penasaran dikalahkan oleh Sheena, telak lagi. Seharusnya aku istirahat terlebih dahulu setelah tiba di Kuala Lumpur hingga flunya hilang dulu dan tidak langsung ngajak ‘perang’, toh masih ada hari-hari esoknya.

Sayangnya aku tidak dapat membalas kekalahanku karena itulah terakhir kalinya aku bertemu dengannya. Pada kedatanganku ke Jakarta yang berikutnya, aku tidak dapat menemuinya. Kini Ia sudah pindah ke Kalimantan. “Sheena” if you read this story then you should know that I could be better. But any way, no excuses, I admit that you have won!”

Partai99bola.net Agen Bola, Taruhan Bola, Poker Domino, Togel, Casino Terpercaya
  • Minimal Pasang Taruhan Rp.10.000,-
  • Minimal Deposit Rp.50.000,-
  • Minimal Withdraw Rp.50.000,-
  • Proses Deposit dan Withdraw Cukup 3 Menit
1 USER ID UNTUK SEMUA GAMES DALAM 1 WEBSITE
  • Bonus Cashback Sportbook Up To 15%
  • Bonus Rollingan Casino 0.8%
  • Promo Bonus Referal 3%
  • Promo Bonus Rollingan Poker 0.3%
SILAHKAN HUBUNGI KAMI MELALUI KONTAK DI BAWAH INI
  • WA : +85587419560
  • LINE : Partai99

Minggu, 26 April 2020

Cerita Dewasa Kenangan Seks Masa Kecil


Ketika itu, aku masih sangat muda, kira-kira 12 tahun-an, panggil saja aku Derick. Ketika itu aku masih kelas 6 SD namun aku mempunyai gairah sex yang tinggi, entah kenapa, entah dari mana datangnya. Pada hari liburan biasanya aku menginap di rumah tanteku, panggil saja namanya Ibu Lia. Dia mempunyai seorang anak perempuan yang cukup cantik, langsing, dan putih! Panggil saja Vena, Agen Bola Terpercaya

Ketika itu, di rumah tanteku sedang tidak ada seorangpun, karena aku sudah ditugaskan untuk menjaga rumahnya. Aku mulai menjaga sekitar pukul 9 pagi. Ketika itu aku masih belum mengenal sex. Namun aku telah dikhitan (disunat), sehingga aku biasa memainkan penisku itu karena bentuknya, juga aku sering menggesek-gesekkan pada sesuatu, misalnya tembok (karena aku belum tahu bahwa hal itu dapat merusak dan aku belum tahu masturbasi).

Pada pukul 12 siang. Terdengar suara bel dari luar, ternyata anak Tanteku sudah pulang, si Vena.

“Bukain dong pintunya!!” dia berteriak serentak aku pun berlari menuju arah pintu itu dan membukakan kunci pintu tersebut.

“Awas awas! mau kencing!”.

Ketika itu Vena masih berusia 11 tahun, masih muda bukan? Vena buru buru masuk karena mungkin kebelet ingin ke toilet. Namun ketika sampai di depan toilet, yah.. air kencingnya sudah tidak tertahan lagi sudah membasahi rok dan celana dalamnya.

“Aduh, makanya ati ati dong! Sabar kek!” kataku. Dia hanya diam.

“Gimana dong, Rick?” tanyanya.

Aku bilang, “Tenang aja”.

Kudekati dia dan melepaskan roknya dan kusuruh dia melepaskan celana dalamnya karena basah terkena air kencing.

“Bersihin dulu ‘memek’ nya” katanya.

Diapun membersihkannya dengan air dan mengusap dari arah dubur ke arah vagina, lalu kuhentikan dia.

“Salah! Vena, itu salah!”, kataku.
“Memangnya kenapa?” tanyanya.
“Itu bisa membawa kuman dari dubur ke ‘memek’ jadi nanti memek nya kotor” kataku, maklum waktu itu aku pernah membaca buku milik ibunya yang berisi cara membersihkan diri.
“Jadi gimana?” tanyanya.
“Begini nih. Mau sama Derick atau ama kamu aja?” tanyaku.
“Contohin dulu” jawabnya.

Lalu aku jongkok di belakangnya dan mengambil segayung air oleh tangan kananku dan tangan kiri ku menyentuh kewanitaannya.

“Gini nih” seruku sembari membasuhkan air dan menarik tangan kiriku dari vaginanya menuju duburnya, kulakukan itu 4-5 kali. Lalu ia bangun dan mengeringkannya dengan handuk dan pergi berganti baju.

Mungkin ketika aku cebok kemaluannya, mungkin ia merasa sesuatu, soalnya ketika aku memegang vaginanya ia terdiam dan tidak bergerak sedikitpun. Lalu Vena keluar dari kamar dengan keadaan sudah berganti baju mengenakan rok pendek dan baju sederhana. Lalu ia pun menghampiriku.

“Rick, kalau yang barusan nggak apa apa kan? Nggak ada penyakitnya kan?” tanyanya polos.
“Nggak tahu lah”
“Mau diperiksa?” tanyaku.
“Nggak ah” jawabnya.

Ketika itu suasana begitu boring, “Derick, males mainnya ini ini terus, main yang lain yuk!” tanyanya.
“Main apaan?” jawabku.
“Maen dokter dokteran yuk!” katanya.

Akhirnya akupun menyetujuinya. Ketika itu ada sejenis lampu belajar, namun mempunyai efek apalah namanya, kayak bio energy Lantern (bukan iklan, hanya memperjelas). Saya berpura pura menjadi dokternya dan dia menjadi pasiennya. Ketika itu aku memakai alat itu yang sejenis Bio Energy Lantern. Kusuruh dia berbaring, lalu aku sinari dia dari atas hingga bawah.

“Tidak ada masalah kataku”, lalu kusuruh dia berbalik (tengkurap), lalu aku mulai menyinarinya lagi (kayak ngescan gitu lah), lalu aku hentikan dibagian pantatnya.
“Wah!ada masalah!” seruku.
“Apaan, Dok?” tanyanya.
“Kayaknya penyakit barusan ini” jawabku.
“Coba deh Dokter periksa dulu, sembuhin Dok!”jawabnya.

Agen BandarQ, Lalu aku menyuruh dia berbaring lagi dan aku memakaikan selimut hingga lehernya.

“Kita harus operasi” kataku dan dia hanya mengangguk tanda setuju.

Lalu aku mulai mempermainkan peranku. Kubuka lebar selangkangannya dan kuangkat sedikit lututnya. Lalu aku mulai memainkan jariku di mulut vaginanya, aku menyentuh bagian seperti biji kecil di bagian atas vaginanya (mungkin ini clitorisnya). Lalu aku mempermainkan biji itu untuk sesaat, aku tekan, usap, pencet, di puter, tampaknya ia kegelian karena hal itu, sehingga selimut yang menutupinya terbuka dan jatuh disisi tempat tidur, sehingga ia dapat melihat aku yang sedang bekerja ini, namun ia tidak melarangnya, bahkan sepertinya ia ingin lagi, karena ia menggerak-gerakkan pinggulnya, sehingga jariku yang asalnya berada di clitorisnya terpeleset dan jatuh ke dalam lubangnya. Namun hal itu berhasil kucegah, sehingga jariku tidak masuk ke dalam lubang vaginanya.

“Kenapa Dok?” tanyanya.
“Ah, enggak, ini sakitnya dari dalam kayaknya” kataku.
“Ya sudah Dok, lanjutin” katanya.

Tanpa ragu ragu aku memulai kembali tugasku, aku memainkan bibir vaginanya yang masih muda, masih segar, masih perawan, dan sudah terbawa nafsu, karena kulihat bibirnya merekah dan terlihat seperti basah-basah. Lalu aku masukin jari telunjukku itu ke dalam lubangnya secara perlahan-lahan, soalnya waktu itu aku masih takut kalau terjadi apa-apa padanya, bisa bisa saya dipecat dari rumah saya. Saat kumasukan jariku, kulihat ia menikmati penetrasi jariku, namun mungkin karena kurang basah, aku tanpa sengaja menyentuh selaput daranya, dengan seketika ia menutup selangkangannya.

“Aduh! sakit! jangan kedaleman!” katanya, aku bertanya dan meminta maaf.

Lalu aku terus melakukan gerakan masuk dan keluar jariku dari vaginanya, dan ia menggelinjang kecil seperti keenakan. Setelah itu dia tergeletak lemas dengan keadaan masih merasakan kenikmatan yang kuberikan ini. Mungkin dia orgasme. Ketika hendak kucabut jariku itu, dengan cepat tangannya menarik kembali tanganku menuju vaginanya, tampaknya ia ketagihan dan masih bertenaga. Lalu kumulai kembali tugasku, dengan awalan yang baik, dan lebih dalam dari pada sebelumnya, tetapi tidak hingga mengenai selaput daranya, karena aku ingin ia tetap perawan.

Setelah kurang lebih 5 menit kulakukan gerakan itu, tampaknya ia telah orgasme lagi. Saat kucabut jariku, terlihat basah dan ada semacam bau yang masih kurang jelas baunya (mungkin ketika itu dia masih kecil).

Terdengar suara klakson mobil, dengan segera aku melap jariku dan membangunkannya dengan cara menusuk vaginanya hingga mengenai selaput daranya, namun tidak hingga robek.

“Aduh!Sakit tahu! Kamu ini jail amat!” hentaknnya.
“Itu ortu kamu sudah pulang! Jangan tidur terus! Ntar disangka sudah ngapa-ngapain lagih nih!” perintahku.

Ia pun menurut dan jalan terhuyung-huyung, mungkin karena lemas karena orgasme. Kami berduapun menyambut kedatangan ortunya Vena. Sesudah itu, Vena tidak pernah berceVena kepada siapapun, bahkan kepada kedua orang tuanya.

Agen Poker Online, Sesudah kejadian itupun, kami masih sering melakukan hal serupa, karena aku tidak berani memasukan penisku ke vaginanya. Jika permainan itu ingin di mulai, biasanya dia yang meminta, atau pun kadang saya yang memintanya, dan dia biasanya hanya menikmati apa yang dirasakannya. Bahkan waktu itu aku puas memainkan vagina cewek, soalnya dia hanya terbaring terdiam dan membiarkan aku bekerja sepuasnya.

Malah pernah kumasukkan benda yang kecil, dan kuambil kembali keluar. Juga pernah di rumah yang masih akan dijual, karena tidak ada siapapun disana, dia mengajakku kesana dan akupun mengikutinya dan memulai acara kami berdua. Seperti biasa aku hanya memainkan jari-jariku di vaginanya, dan mencegah nafsuku membobol vaginanya, karena dia masih perawan. Ketika itu aku masih belum mengetahui tentang menjilat kemaluan cewek, makanya tidak kulakukan hal itu. Dia cukup puas dengan pelayananku selama ini, walaupun aku masih mencari pengalaman.

Pernah aku melakukannya di sofa miliknya. Dia berbaring disudut sofa dan aku sudah mengetahui tentang menjilati vagina, dan setelah kupikir-pikir, sebaiknya melakukan hal itu di kamar mandi agar tidak becek ke mana-mana dan mudah membersihkan diri.

Kuajak dia ke kamar mandi, lalu kusuruh dia untuk duduk di kloset. Lalu aku buka celana dan bajunya sehingga dia berada dalam keadaan telanjang bulat. Ketika melihat hal itu untuk pertama kalinya, penisku berereksi dan menonjol di celana pendekku.

Dia hanya bertanya, “Abis ini ngapain Derick?” tanyanya
“Tenang aja, biar saya kerja!” kataku.

Lalu aku berlutut di depannya dan mukaku berada persis di vaginanya. Lalu aku mulai menjilati vaginanya tanpa merasa jijik sedikitpun. Dia pun tampaknya menikmati hal tersebut, lalu aku mulai menjilati terus hingga bibir vaginanya merekah dan aku dapat melihat klitorisnya membesar, walaupun tidak begitu besar, akupun menjilati dan memainkan klitorisnya itu dengan mulutku.

Mengigit gigit kecil klitorisnya, mengulumnya dan menyodok lubangnya dengan lidahku. Kadang dia menggelinjang kenikmatan dan hingga akhirnya dia lemas beberapa kali, mungkin sekitar 4 kali, mungkin karena pengaruh psikis.

Sampai sekarang umurku sudah 18 tahun & aku masih sering main dokter2an dengan Vena meskipun sepertinya dia sudah tau bahwa itu namanya sex. Tetapi kita berdua saling menikmatinya kenapa tidak.

Partai99bola.net Agen Bola, Taruhan Bola, Poker Domino, Togel, Casino Terpercaya
  • Minimal Pasang Taruhan Rp.10.000,-
  • Minimal Deposit Rp.50.000,-
  • Minimal Withdraw Rp.50.000,-
  • Proses Deposit dan Withdraw Cukup 3 Menit
1 USER ID UNTUK SEMUA GAMES DALAM 1 WEBSITE
  • Bonus Cashback Sportbook Up To 15%
  • Bonus Rollingan Casino 0.8%
  • Promo Bonus Referal 3%
  • Promo Bonus Rollingan Poker 0.3%
SILAHKAN HUBUNGI KAMI MELALUI KONTAK DI BAWAH INI
  • WA : +85587419560
  • LINE : Partai99

Kamis, 23 April 2020

Cerita Dewasa Aku Hamil Dengan Tukang Kebun


Sejak pacaran dengan MasToni aku sudah mengenal betapa nikmatnya Sex bebas. Kebetulan aku dan MasToni mempunyai sifat yang sama yaitu sama-sama suka melakukan hubungan Sex dengan berbagai fantasi. Dalam berhubungan Sex Mas Toni tak segan-segan mengeluarkan spermanya didalam rahimku tanpa memiliki rasa takut aku hamil, Agen Bola Terpercaya

Dan aku pun yang sudah menikmati persetubuhan dengan Mas Toni pun tak menolak jika MasToni mengeluarkan spremanya didalam liang rahimku. Aku dan MasToni sudah berpacaran 3 tahun hingga kini akhirnya MasToni menikahiku.

Sampai lupa, perkenalkan namaku Lisa, saat ini aku berusia 24 tahun, aku keturunan chinese karena itu aku memiliki kulit putih bersih, dan juga cirri khas mataku agak sipit, namun aku memiliki hidung yang mancung. Setelah setahun aku dinikahi MasToni bentuk lekuk tubuhku juga gak berubah, aku masih memiliki tubuh yang langsing dan juga gairah Sex yang masih membara meskipun sudah sejak pacaran aku sudah melakukan hubungan Sex dengan MasToni. Ketika menikah hubungan Sex kami pun juga gak berubah, malah bisa dikatakan lebih HOT karena kita sama-sama Hyper Sex nya.

Namun semuanya sekejap berubah ketika MasToni suamiku konsultasi kedokter tentang kesuburan air maninya, karena sudah setahun menikah dan setiap berhubungan juga dikeluarkan didalam namun sampai sekarang aku gak bisa hamil. Malam hari ketika mau tidur, suamiku terlihat murung tak seperti biasanya yang sangat bergairah sekali. Aku pun menanyakan kenapa suamiku tiba-tiba murung begitu, namun sejenak suamiku diam tak menjawab pertanyaanku.

Tapi tak berapa lama suamiku meraih tanganku dan mengatakan “Maaf ya sayang, menurut dokter spermaku kurang subur, jadi kita bakalan sulit untuk mempunyai anak”. Aku pun kaget mendengar pernyataan suamiku, namun karena aku sangat mencintai suamiku aku pun memeluknya sambil berkata “Gak papa kok sayang, nanti jika waktunya tiba kita pasti akan mendapatkan momongan kok”. Suamiku hanya terdiam mendengar perkataanku, wajahnya masih terlihat murung, kemudian mendiamkanku dan tidur begitu saja.

Keesokan harinya suamiku besifat sangat aneh sekali, ketika dia mau berangkat kekantor seperti biasa aku sudah menyiapkan sarapan untuknya. Namun tanpa bilang sama aku untuk pergi kekantor dan tanpa menyantap sarapan yang sudah aku hidangkan suamiku pergi begitu saja. aku sangat sedih dengan perubahan sifat suamiku itu, namun mau gimana lagi. Aku membiarkannya saja, karna menurutku itu sebuah pukulan baginya. Namun yang aku rasakan semakain bertambah hari perubahan sifat suamiku semakin jelas. Dia sering pulang larut malam gak jelas tanpa kabar, pernah juga pulang mabuk. Aku pun menjadi jengkel, karena aku sudah memberi pengertian pada suamiku namun pengertianku diabaikannya.

Suatu pagi aku terbangun menyusuri perkarangan rumah dan sekitar rumah kami, aku mulai melihat dan menyadari suasana rumahku semraut, banyak tanaman dan rumput liar tumbuh di perkarangan rumahku, tanaman dan bunga2 kesayanganku mulai banyak yang ayu dan mati, padahal aku sangat suka bunga-bunga. Aku memutuskan harus mencari seorang tukang kebun, malam hari suamiku pulang aku segera mengutarakan isi hatiku kepada suamiku, tapi seperti biasanya ditanggapi dengan dingin.

Besoknya pagi-pagi aku memutuskan pergi ke surat kabar harian setempat memasang iklan “mencari tukang kebun yang berpengalaman”aku mulai gelisah saat sudah memasuki hari ketiga belum juga ada yang datang melamar menjadi tukang kebun. Esoknya dihari keempat sore sekitar jam 5 datang seorang bapak yang aku pikir umurnya sekitar 50 tahunan, orangnya lusuh dan dekil dengan wajah memelas, aku pikir dia adalah pengemis dan segera aku kasih uang 10 ribu, tapi dia tersenum, bapak itu malah bertanya, apa ini rumah bapak Toni? iya jawab saya, ada apa pak? tanyaku berbalik.
Bapak ingin bekerja jadi tukang kebun disini seperti yang terpasang diiklan koran ini nak…Awalnya aku menolak karena penampilannya yang udah dekil dan bau, tapi ntah kenapa aku kasihan melihat bapak itu, aku bertanya ”emang bapak sanggup bekerja? nama bapak siapa?, jawab bapak itu, nama saya Muh, iya bapak masih kuat kerja kok nak…hanya saja bapak sekarang belum makan, bapak boleh minta makan?

Setelah berpikir sejenak aku mempersilahkan bapak Muh masuk, aku mempersilahkannya untuk duduk” tapi bapak punya rumah dimana?tanyaku, Rumah Bapak di Sulawesi, Bapak kesini mencari kerja, tapi yang ada malah ga bisa pulang lagi ke Sulawesi, bapak ga pnya istri dan anak, karena semasa muda bapak dihabiskan dengan merantau ke mana mana, bapak suka berjalan sesuka hati kemana aja, tapi ya beginilah nak, ternyata bak tua dijalan, umur makin hari makin bertambah, fisik bapak semakin berkurang.

Bapak merasa sudah saat nya bapak mencari pekerjaan yang menetap, maaf kalau oleh berarti bapak harus menginap di rumah ini kalau anak mengijinkan (kepala pak Muh tertunduk). Aku tidak berani ambil keputusan pak, ntar Aku harus tanya suamiku dulu ya jawabku, sementara bapak malam ini tinggal aja disini, ntar Aku ambilkan handuk, dan peralatan mToni untuk bapak

Agen BandarQ, Aku segera kembali membawa peralatan Toni kepada pak Muh dan pak Muh segera membersihkan tubuhnya, Aku mencari cari baju bekas yang sudah lama tidak dipakai suamiku karena Aku melihat baju pak Muh udah kumal dan tidak membawa baju yang layak dipakai lagi, bila ia kerja ditempatku tentu ia harus bersih kan pikirku. Pak Muh, ini bajunya ya diganti, kalau mau dicukur jangut ma kumis pak Muh ini pisau cukurnya ya(Aku mngambil pisau cukur suamiku yang tidak terpakai lagi tapi Aku tau masih cukup baru), pak Muh tersenyum melihatku dan mengambilnya dengan segan, Aku bertanya, kenapa pak? kok tersenyum? ada yg lucu ya Aku sambut juga dengan tersenyum”. Ga kok, bapak udah lama ga menerima kebaikkan seperti ini…ohhhh jangan begitu pak, Aku sudah biasa sebagai ruinitas melayanin suami seperti ini, jadi Aku tau keperluan laki-laki seperti apa jawabku singkat.

Aku segera menuju ruang tamu menonton televisi sementara pak Muh membersihkan dirinya, hari mulai malam sekitar jam 19.00 wib, Aku mulai menyiapkan makanan. Aku tersenyum melihat pak Muh telah rapi dan bersih, janggutnya telah tidak ada lagi, tapi kok kumisnya masih ada sih pak ? tanyaku? bapak ga percaya diri kalau ga ada kumis ini nak “jawab pak Muh, Aku mempersilahkan dia makan, ayo pak, makan dulu ya, yang kenyang ya” senyumku. pak Muh mulai menyendok nasi dan gulai kemudian duduk dilantai, Aku agak risih melihatnya duduk dilantai sementara Aku duduk dimeja, karena pak Muh tidak mau duduk dimeja sama sepertiku

Kebiasaanku memakai rok mini atau celana pendek dirumah membuatku tidak sadar kalau sekarang ada laki-laki lain dalam rumah ini yang memperhatikanku, sambil makan kami asik bercerita mengenai riwayat hidup pak Muh, Aku baru tersadar dan malu saat melihat sorot matanya ke bawah meja, saat itu Aku memakai rok jeans mini, Aku merapatkan kakiku, pak Muh terlihat malu karena Aku tau arah matanya yang menatap paha dalamku, suasana terasa mencair dan akrab karena pak Muh pandai membuatku tertawa dan tersenyum saat kami saling bicara di meja makan walaupun makan telah uasai, pak Muh tetap duduk dilantai.

jam menunjukkan pukul 10 malam, gak terasa ya pak Muh sekarang dah malam, Aku mau tdur, kamar bapak dibelakang ya pak…kami pun bergerak ke kamar kami masing-masing, jam 02 dini hari suamiku pulang dan lgsung tertidur, besoknya saat makan pagi Aku perkenalkan suamiku dengan pak Muh. tapi seperti yang Aku duga ditanggapi dengan hambar dan suamiku langsung pergi keluar rumah, Aku menghela nafas.

Aku memutuskan seminggu ini Aku ingin istirahat dan santai, Aku menelpon ibu-ibu bahwa seminggu ke depan tidak ada latihan memasak. Aku ingin membersihkan isi rumah agar rapi dan indah, sementara pak Muh tanpa perlu Aku suruh-suruh lagi pagi-pagi jam 7 sudah mulai membersihkan dan merapikan tanaman, memberikan pupuk dan menebang dahan yang lapuk sementara Aku membersihkan rumah. Aku merasa sangat senang karena ada yang menemani pekerjaanku di saat-saat penat Aku duduk di teras rumah memperhatikan pak Muh yang sedang bekerja, Aku mulai suka dengan pribadi pak Muh yang pandai mencari cerita dan bahan tertawaan, banyak dari pengalaman hidupnya yang cukup menggelikan dan menakutkan seperti dikejar preman, pamong praja, dll, Aku jadi larut dalam ceritanya, kadang hampir keluar air mata ini karena sedih, tapi juga kadang karena tertawa terpingkal pingkal.

tapi seperti malam tadi Aku perhatikan pak Muh selalu melirik tubuhku , Aku memakai celana sangatpendek sepangkal paha dan tank top yang apabila menunduk akan terlihat payudaraku, tentu Aku harus menjaga sikap yang sopan.  Karena capek Aku segera masuk ke kamar Toni dan tidur, dikamar Toni Aku membuka seluruh bajuku dan meletakkannya di ember pakaian bekas selesai Toni Aku masuk kekamar tidur, Aku bisa melihat pak Muh masih sibuk bekerja, Aku tertidur akhirnya.

Aku terbangun jam 4 sore, tidak terasa Aku telah tertidur +/- 1 jam, Aku lihat pak Muh masih membersihkan rumput dari daun² kering dan ranting² bekas potongan tadi, pak Muh berjalan menuju pohon mangga, ohhh tidak Aku tidak sengaja melihat dia membuka resleting celananya dan ia mengeluarkan kejantanannya untuk buang air kecil, awalnya Aku malu, tapi Aku penasaran, karena selama ini belum pernah melihat kejantanan laki² lain selain milik suamiku, Aku betul² kaget, milik pak Muh cukup besar pdahal itu pada saat dia buang air kecil, bagaimana kalau lagi ereksi ya “batinku…Aku melihat sampai dia selesai buang air kecil dan menyimpan kembali kejantanannya dalam celananya.

Penglihatan tadi cukup membuat ku terganggu, selama ini Aku belum pernah melihat yang gagah seperti tadi, belum lagi udah setahun ini Aku tidak pernah melakukan hubungan intim dengan suamiku. Ntah kenapa Aku mulai masuk ke kamar mas Toni Aku ingin membersihkan kewanitaanku yang mulai basah. dikamar mas Toni Aku ambil tissue dan membersihkan kewanitaanku,tapi kemudian mataku menangkap yang lain, Aku mlihat ada noda putih di celana dalam dalam ember cucian ku, Aku ambil dan Aku lihat lebih dekat, Aku atu apa ini pikirku….ini sperma…tapi kan suamiku ga ada, siapa ya yang buang spermanya di celana dalamku, pikiranku segera tertuju dengan pak Muh, Aku mulai gelisah dan takut.

Hari mulai malam, sekitar jam 6 sore mati lampu, Aku paling tidak nyaman kalau lampu mati. Pak Muh panggilku, pak tolong idupin lampu emergency ya, iya nak “jawab pak Muh, Aku menunggu tapi lampu emergency ga juga menyala, napa sih pak, kok belum idup”tanyaku???ga tau juga ya nak..jawab pak Muh. Aku baru teringat kalau lampu itu belum pernah dicas karena memang tidak pernah mati lampu. AkhirnyaAku mmutuskan penerangan menggunakan lilin. pak Muh duduk di lantai, sementara Aku duduk di sofa, Aku berbicara ttg apa aja dg pak Muh ttg apa aja, dan jjur sangat menyenangkan, Aku lupa kalau tertawa pahaku kadang terangkat dan terbuka, lama-lama Aku suka melihatnya penasaran mengintip kewanitaanku, Aku melihat duduknya mulai gelisah.

Agen Poker Online, Pak Muh jangan panggil nak, panggil Aku Lisa ya pak..iya non Lisa kata pak Muh, pak Muh, Lisa udah mau tidur, pak Muh mau tdur? tanyaku, iya non tidur aja, bapak juga mau masuk kamar, lalu kami masuk ke kamar masing². Lampu juga tidak kunjung menyala, mulai gelisah, hujan mulai turun tambah deras disertai petir menyambar, ketakutanku makin menjadi jadi, Aku berpikir lebih baik panggil pak Muh buat menjagaku. ketakutanku membuat Aku lupa menganti baju dan hanya memakai baju piyama (tentu memakai pakaian dalam) dengan tali tengah melingkari pinggulku.

Tok tok tok rok tok…Aku mengtuk pintu kamar pak Muh..ga berapa lama pak Muh membuka pintu, samar²terlihat pak Muh keluar memakai sarung, maaf pak menganggu, Aku takut dan ga bisa tdur pak…pak Muh jaga Aku ya (Aku berkata penuh harap), Pak Muh terlihat bingung, mksud non Lisa apa ya…bapak udah ngantuk mau tidur..”jawabnya, ya udahpak, kalau boleh Aku tidur diatas bapak tidur dibawah ya…jawabku sekenanya.

Pak Muh mempersilahkan Aku tiur dikasurnya dan dia tidur beralaskan tikar di lantai, Aku suka tidur menyamping, tapi Aku juga ga bisa tidur, mungkin karena suasana kamar yang sumpek berbeda dengan kamarku yang wangi dan sejuk.

Hujan semakin deras dengan petir yang menggelegar. samar²Aku merasakan ranjang tempatku tidur mulai bergerak naik turun seakan akan ada yang menaiki , ntah kenapa Aku masih bepura pura tidur, hatiku mengatakan pak Muh mulai bertingkah, salahku Aku berbisik dalam hati, sekarang sudah terlambat, mungkin dia sudah sangat nafsu dengan Aku pikirku. Aku masih coba² berpura pura tidur.

Pelan-pelan piyamaku terasa itarik dibagian kaki sampai pinggul sehingga buah pantatku pasti terlihat oleh pak Muh. Aku merasakan hembusan nafasnya dipantat dan selangkanganku, ohhhh tidakkk yang Aku takutkan mulai terjadi, lidah dan kumis pak Muh menyapu vaginaku dengan lembut dan hangat, begitu lama dan lembut dia menjilat vaginaku, yg Aku heran kan Aku pake celana dalam(terakhir Aku baru tau kalau celana dalam ku diguntingnya dibagian vagina ku) lidah itu menerobos memasuki lubang vaginaku, lidahnyaterasa kasar dan besar, vaginaku mulai terasa basah, tapi Aku menyembunyikan kenikmatan ini, Aku masih bersikap seolah olah tertidur, kira-kira setngah jam kemudian Aku merasakan kejantanannya mulai digesek gesekkan ke pantatku, bagaimana dia mengawiniku kalau posisi durku menyamping begini ?”tanyaku dalam hati, jawabnya segera Aku temukan.

Pelan-pelan vaginaku ditekan rudalnya yang hangat,awalnya Aku deg-degan tapi kemdian berubah menjadi panik, Aku merasa rudalnya sangat besar, vaginaku seakan akan terbelah sangat nyeriii””Aku mengigit bibirku sendiri, rudal itu sangat keras dan berdenyut denyut, Aku khawatir vaginaku tidak dapat menampung rudalnya, rudal itu terus memasuki diriku tanpa ampun, terasa seluruh dinding vaginaku sesak oleh desakan rudalnya, terusssss…. jauh memasuki tubuhku sampai dibagian yang belum pernah dimasuki oleh suamiku, ohh tidakkkk!!!!desisku dalam hati, nikmatnya luar biasa, terus masuk sampai mentok ke rahimku,,,, panjang banget!!!!

kira-kira 15 menit kemudian pak Muh mulai menaik dan memasukkan rudalnya, Aku ingin merintih dan mjerit nikmat tapi tertahan krn menjaga harga diriku, Aku menikmati vaginaku dikawini dengan lembut dan mesra . Rudalnya begitu pelan dan lembut keluar masuk mengawini kelamin betinaku, ntah mengapa Aku menangis pelan, pak Muh mengetahuinya dan mengusap air mataku, semua sudah terjadi’ kata ku dalam hati…. sambil mengawini Aku dengan lembut pak Muh menciumku, Aku mulai membuka mataku menatap sayu ke mata pak Muh.

kemudian Aku menatap ke bawah melihat vaginaku yang putih sedang proses dikawini rudak pak Muh yang hitam besar, Aku takjud melihat ukurannya rudalnya, pantas vaginaku terasa sakit sekali, ukurannya sangat besar dan bengkok ke atas. Pelan² ya pak lirihku pada pak Muh, Aku mulai merubah posisi menjadi terlentang sehingga pak Muh lebih leluasa mengawiniku..Aku tidak malu²lagi, Aku mulai menjerit nikmat saat pak Muh menarik dan menusuk vaginaku dengan agak cepat. pak Muh berkata ”memek non sempit banget,putih lagi, bapak suka, memek non tebel banget” Aku tambah horny di katakan seperti itu, sejam+/- jam pak Muh mengawiniku, pakkk desisku…Lisa mau dibuahi sama pak Muh….Lisa mau hamil pak…beri Lisa anak please….

Aku kaget pak Muh dengan semangat memompa vaginaku dengan cepat dan menyemburkan spermanya , vaginaku terasa hangat…nonnn  Penis bapak tidak akan bapak cabut ampe pagi ya biar non bisa hamil…kelamin kami menyatu sampe pagi kami kemudian tertidur.

Dini hari Aku terbangun dan panik karena tau jam segini biasanya dia udah pulang, tapi bgtu akan bangun trasa ada yang menempel, Aku lihat rudal pak Muh masih dalam vaginaku, Aku coba lepas tapi malah membuat pak Muh terbangun, pak please nanti suamiku tau, rupanya grakannku yang menarik vaginaku untuk melepas rudalnya membuat rudalnya bangun, dengan cepat rudalnya mengeras, Aku terpekik saat Aku ditarik dan dipeluknya dengan kuat Aku dikawini sampe Aku terkencing kencing.

Pak Muh menyuruhku brjalan dengan pelan ke kamarku sambil mengawini diriku, pelan-pelan jalanku satu-satu langkah ke kamar tidurku, terlihat suamiku tertidur pulas, Aku disuruh mngangkat kakiku sebelah dan menaruhnya di atas meja rias sehingga Aku berdiri dalam possisi kaki mengangkang sebelah, Aku melihat suamiku tertidur pulas di depanku….kira-kira 10 menit kemudian rahimku kembali dibuahi pak Muh, Aku mengejang nikmat menikmati klimaksku…dan tertidurdi ranjangku. sedangkan pak  Muh kembali ke kamarnya

Setelah hari itu Aku dan Pak Muh sering berhubungan intim, tentu saja ketika mas toni tidak ada di rumah. Beberapa minggu sejak pertama kali Pak Muh mengawininku, Akupun hamil dari Pak Muh. Aku merasahasiakan hubungan ini dari Mas toni agar Mas Toni kembali bersemangat dan mengira ini adalah anak dari buah sperma nya.

Partai99bola.net Agen Bola, Taruhan Bola, Poker Domino, Togel, Casino Terpercaya
  • Minimal Pasang Taruhan Rp.10.000,-
  • Minimal Deposit Rp.50.000,-
  • Minimal Withdraw Rp.50.000,-
  • Proses Deposit dan Withdraw Cukup 3 Menit
1 USER ID UNTUK SEMUA GAMES DALAM 1 WEBSITE
  • Bonus Cashback Sportbook Up To 15%
  • Bonus Rollingan Casino 0.8%
  • Promo Bonus Referal 3%
  • Promo Bonus Rollingan Poker 0.3%
SILAHKAN HUBUNGI KAMI MELALUI KONTAK DI BAWAH INI
  • WA : +85587419560
  • LINE : Partai99

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger